Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Komisi VII dan Petrokimia Gresik Sinergi Jaga Ketersediaan Pupuk Bersubsidi

Kunjungan kerja spesifik Komisi VII ke PT Petrokimia GResik di Gresik, Jawa Timur, beberapa waktu lalu. foto: ist

SuaraTani.com - Gresik| Petrokomia Gresik yang merupakan anggota holding Pupuk Indonesia bersama Komisi VII DPR RI bersinergi menjaga ketersediaan pupuk bersubsidi, sebagai upaya bersama mewujudkan swasembada pangan nasional

Direktur Operasi dan Produksi Petrokimia Gresik, Majus Luther Sirait mewakili Direktur Utama, Daconi Khotob mengatakan, Pemerintah tahun ini banyak melakukan transformasi padatata kelola penyaluran pupuk bersubsidi. Termasuk menurunkan Harga Eceran Tertinggi (HET) sebesar 20 persen. 

Untuk itu Petrokimia Gresik bersama Pupuk Indonesia mendukung optimalisasi penerapan kebijakan tersebut dengan menyiapkan stok pupuk bersubsidi yang cukup sesuai dengan regulasi untuk para petani terdaftar.

"Apalagi saat ini sejumlah daerah memasuki musim hujan, dan petani mulai menanam. Kami sudah menyiapkan stok pupuk bersubsidi yang cukup di gudang-gudang tingkat kabupaten/kota seluruh Indonesia, dan siap ditebus oleh petani," ujar Luther usai menerima kunjungan kerja spesifik Komisi VII di Gresik, Jawa Timur, beberapa waktu lalu.

Dalam siaran pers, Senin (24/11/2025), Luther mengatakan, Petrokimia Gresik memiliki kontribusi yang signifikan dalam menjamin ketersediaan pupuk bersubsidi, khususnya Urea, NPK dan ZA, yang menjadi tulang punggung produktivitas sektor pertanian.

Hingga 20 November 2025, Petrokimia Gresik menyiapkan stok pupuk bersubsidi nasional sebanyak 299.369 ton. 

Rinciannya pupuk Urea 26.519 ton, NPK Phonska 224.417 ton, pupuk organik 42.938 ton, dan ZA 5.496 ton. Stok ini cukup untuk memenuhi kebutuhan pupuk petani selama tiga pekan ke depan.

"Kami berharap petani dapat mengoptimalkan penyerapan pupuk bersubsidi. Stoknya tersedia dan harganya juga lebih murah per tanggal 22 Oktober lalu. Pemerintah telah banyak mengeluarkan kebijakan yang sangat memudahkan petani dalam rangka mewujudkan swasembada pangan nasional," ujar Luther.

Ia menyadari efektivitas distribusi, ketepatan sasaran, dan akuntabilitas di Lini III dan Lini IV sangat menentukan rasa aman petani dan stabilitas harga pangan nasional.

Sementara itu, Komisi VII memiliki perhatian besar terhadap ketahanan pangan nasional, efisiensi industri, utilisasi kapasitas kritis dan struktur biaya non-energi. 

Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, Evita Nursanty mengapresiasi kinerja Petrokimia Gresik dan Pupuk Indonesia dalam menyalurkan pupuk bersubsidi, karena permasalahan-permasalahan dinamika yang biasanya muncul saat ini sudah teratasi. 

Pemerintah telah menambah alokasi pupuk bersubsidi menjadi 9,55 juta ton di tahun 2025.

"Kelangkaan pupuk yang biasanya ada di daerah-daerah sekarang sudah berkurang karena alokasi dari pupuk bersubsidi ini sudah ditingkatkan," ujarnya.

Ia berharap, Petrokimia Gresik menjaga ketersediaan pupuk bersubsidi khususnya di masa musim tanam ini. Menurutnya, pupuk merupakan kebutuhan vital dalam upaya mewujudkan swasembada pangan nasional.

"Sekarang kan lagi musim tanam, itu yang saya ingatkan jangan sampai kekurangan stok di gudang. Harus dipastikan ada, karena pupuk pada musim tanam akan fatal akibatnya bagi petani kita," tegasnya.

Komisi VII memastikan akan tetap mendorong harga gas untuk industri pupuk sebesar USD6,5 per MBBTU di tahun 2026. Ini menjadi salah satu komitmen Komisi VII dalam menjaga ketahanan pangan nasional.

"Gas selalu menjadi masalah utama di setiap industri. Kami akan mendorong Petrokimia Gresik mengamankan pasokan gasnya," tutupnya.

Penuhi Target

Evita menjelaskan, kunjungan kerja spesifik ini merupakan momentum strategis bagi perusahaan untuk memberikan gambaran langsung mengenai kinerja, tantangan, serta kesiapan Petrokimia Gresik dalam menjalankan mandat ketahanan pangan nasional.

Kemudian, penguatan industri pupuk petrokimia dan pengembangan UKM serta ekosistem industri nasional.

Di hadapan Komisi VII, Luther menyampaikan kinerja operasional Petrokimia Gresik hingga Oktober 2025 memenuhi target yang diamanahkan dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP). 

Di mana capaian produksi yang telah dijalankan perusahaan mencapai 6,36 juta ton, baik pupuk maupun nonpupuk atau 115 persen dari RKAP. 

"Kami berharap kolaborasi antara Petrokimia Gresik bersama Komisi VII dapat terus ditingkatkan dalam upaya mewujudkan swasembada pangan nasional sesuai dengan visi Presiden Republik Indonesia Bapak Prabowo Subianto dalam Asta Cita," tutup Luther. * (junita sianturi)