Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Harga Cabai Merah Mulai Turun, Sumut Berpeluang Alami Deflasi

Sumatera Utara (Sumut) berpotensi mengalami deflasi di bulan Februari 2021. Ini dikarenakan, harga cabai merah dalam sepekan terakhir mengalami penurunan sangat tajam. suaratani.com - dok

SuaraTani.com–Medan| Sumatera Utara (Sumut) berpotensi mengalami deflasi di bulan Februari 2021. Ini dikarenakan, harga cabai merah dalam sepekan terakhir mengalami penurunan sangat tajam. 

Dari yang dijual dikisaran Rp40.000 hingga Rp45.000 per kilogram (kg) di pekan lalu, kini cabai merah dijual dikisaran harga Rp25.000 hingga Rp30.000  per kg. Sementara itu, harga cabai rawit sepekan lalu yang sempat bertengger di kisaran Rp60.000 hingga Rp70.000 saat ini dijual dikisaran angka Rp40.000 – Rp  45.000   per kg.

Ketua Tim Pemantau Harga Bahan Pokok Sumut, Gunawan Benjamin mengatakan, penurunan sekitar 50% harga cabai yang ada di pasar dalam sepekan terakhir merupakan penurunan yang sangat tajam. 

“Jadi, jika harga cabai ini bertahan di level ini saja sampai akhir bulan, maka Sumut akan merealisasikan deflasi yang cukup besar di bulan Februari ini,” ujar Gunawan di Medan, Sabtu (20/2/2021).

Ia menilai,  harga cabai merah  saat ini sudah masuk dalam rentang angka yang ideal. Tetapi untuk cabai rawit harganya masih terbilang mahal. Sejauh ini, pemicu penurunan harga cabai adalah mulai melimpahnya stok cabai. 

Bukan hanya dari wilayah Sumut, cabai dari Aceh ataupun Sumatera Barat juga mulai melimpah pasokannya. Hal ini membuat permintaan cabai dari luar daerah mampu tertutupi, dan harga cabai mampu untuk dikendalikan. 

“Sebelumnya saya juga pernah memperkirakan bahwa mahalnya harga cabai kala itu tidak akan bertahan lama, namun ekspektasi tersebut terealisasi lebih lambat dari harapan saya. Akhir Januari indikasi penurunan harga cabai mulai terlihat,” katanya.

Sejauh ini, kata Gunawan, masih ada beberapa komoditas pangan yang bertahan mahal. Daging ayam, sayur-sayuran terbilang cukup mahal saat ini. Untuk daging ayam, potensi turunnya memang belum ada, karena harga bahan baku pakan juga masih terbilang mahal. * (ika)