SuaraTani.com-Medan| Harga kebutuhan pokok di sejumlah pasar tradisional terpantau mulai merangkak naik seiring semakin dekatnya bulan ramadan. Sejumlah komoditas yang merangkak naik tersebut seperti telur ayam ras, daging ayam dan juga daging sapi, termasuk juga minyak goreng.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Sumatera Utara (Sumut) Soekowardojo mengatakan, kenaikan yang dinilai terlalu dini ini mendorong mereka untuk melakukan edukasi terhadap para pedagang untuk tidak menaikkan harga tanpa pertimbangan.
“Kan lebih baik kalau harga jualnya tetap tetapi pembelinya meningkat, keuntungannya juga akan meningkat. Daripada bertahan jual mahal tetapi sedikit pembeli,” ujar Soekowardojo usai kegiatan High Level Meeting Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Sumut di Adimulia Hotel, Jumat (9/4/2021).
Dikatakan Soeko panggilan akrab Soekowardojo, selain mengedukasi pedagang, pihaknya juga akan tetap mendorong masyarakat selaku konsumen untuk belanja bijak. Artinya, belanja tanpa berlebihan, tetapi sesuai kebutuhan. Hal ini untuk menghindari terjadinya lonjakan permintaan di pasar yang berpotensi pada kenaikan harga.
“Dan tadi pada saat peninjauan ke pasar, Pak Gubernur minta agar semua pihak yang terlibat memantau kecukupan pasokan,” katanya.
Sementara itu, terkait kenaikan BBM yang dilakukan Pertamina sejalan dengan terbitnya PBBKB diyakini tidak akan menimbulkan gejolak inflasi karena kenaikan harganya tidak terlalu signifikan.
“Beda dengan provinsi lain yang besaran PBBKBnya lebih tinggi, sehingga harga kenaikannya juga lebih tinggi. Dan Sumut juga termasuk yang terakhir di Pulau Sumatera yang menaikkan BBM,” jelasnya.
Sebelum menggelar High Level Meeting TPID, Gubernur Edy Rahmayadi didampingi Kepala Perwakilan BI Sumut dan unsur Forkopimda lainnya melakukan peninjauan ke sejumlah pasar tradisional di Kota Medan. * (ika)
