Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Mentan Syahrul : Setiap Daerah Miliki Masalah Pertanian yang Berbeda

Mentan Syahrul Yasin Limpo dalam satu acara di Jakarta, Kamis (27/5/2021). suaratani.com-ist 



SuaraTani.com – Jakarta| Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengatakan bahwa saat ini kondisi yang paling siap dalam menjawab berbagai tantangan dan kebutuhan rakyat adalah sektor pertanian. 

Pertanian, kata Mentan, bukan hanya sebatas mengenyangkan perut, namun juga memenuhi harapan rakyat terhadap lapangan kerja.

"Pertanian itu bukan hanya perut, tetapi juga lapangan kerja yang ada di depan mata. Kenapa? sebab seluruh rakyat yang jumlahnya 270 juta orang itu harus kita jamin kebutuhan makanya. Dan negara ini adalah negara agraris," ujar Mentan di Jakarta, Kamis (27/5/2021).

Lebih jauh, Mentan mengatakan bahwa berdasarkan data yang ada sektor pertanian mampu tumbuh secara baik, khususnya pada kuartal 1 tahun 2021 yang mencapai 2,95%. 

Menurut, BPS, pertumbuhan ini tak lepas dari pertumbuhan subsektor tanaman pangan yang mencapai 10,32%  atau naik 2 digit dari perkembangan angka sebelumnya. 

Begitupun dengan subsektor hortikukultura yang tumbuh sebesar 3,02% dan subsektor peternakan sebesar 2,48%.

"Kalau kita mau lihat selama pandemi dan ekonomi yang lagi dinamis secara global seperti sekarang ini, yang paling bisa menjawab ketahanan ekonomi ya adalah sektor pertanian," katanya.

Menurut Mentan, bicara pertanian adalah bicara yang sangat dasar dan strategis. Pertanian adalah pilar kekuatan sebuah bangsa dan negara yang harus dijaga bersama.

"Kalau pertanian di sebuah desa itu baik maka desa itu akan kuat. Desa yang baik karena pertaniannya kuat maka kecamatannya juga kuat. Begitu juga dengan kabupaten sampai provinsi kalau pertaniannya kuat maka dia pasti bisa menghadirkan kepentingan nasional yang lebah baik," katanya.

Disisi lain, Mentan mengakui bahwa selama ini masih terdapat masalah dan berbagai tantangan dalam membangun sektor pertanian. Misalnya saja ada sejumlah daerah yang sampai saat ini masih mengalami defisit pangan. 

Kurangnya sumber daya manusia serta bedanya kontur tanah dan cuaca yang ada membuat persoalan itu perlu waktu lama untuk dipecahkan.

Berbagai masalah itu adalah sesuatu yang realistis. Bahwa ada daerah yang masih defisit pangan itu benar adanya. 

“Sebab saya yakin kondisi di Papua tidak akan sama dengan Pulau Jawa. Begitupun dengan Kalimantan yang tidak sama dengan Pulau Sulawesi. Di sana bisa jadi kekurangan SDM atau cuaca yang perlu mendapat perhatian. Tetapi yang paling penting adalah kita dalam beberapa tahun ini sudah menatanya dari waktu ke waktu," katanya.

Di samping itu, Menurut Syahrul, Kementerian Pertanian juga terus fokus mencetak ribuan generasi muda yang nantinya akan disiapkan untuk membangun pertanian maju, mandiri dan modern.
"Kita tidak boleh mengatakan bahwa tantangan ini menjadi hambatan. Karena itu kita juga terus melatih anak anak muda dan para petani dengan bimtek bimtek. Bahkan kita siapkan sistem teknologi digitalisasi pertanian modern," katanya.


Food Estate Adalah Model Baru Pertanian Modern

Pemerintah menetapkan Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng), Sumatera Utara (Sumut) dan Nusa Tenggara Timur (NTT) sebagai model percontohan pertanian modern masa depan. 

Di sana, semua subsektor pertanian digarap serius bahkan sudah menggunakan konsep Korporasi Petani. 

Kementerian Pertanian sebagai leading sector bertanggung jawab mengembangkan potensi-potensi yang ada dengan sentuhan mekanisasi. Model baru pertanian masa depan ini selanjutnya disebut Food Estate.

"Food estate adalah model baru pertanian yang disebut dengan korporasi petani. Model ini digarap dan dikembangkan untuk membuat skala ekonomi petani bisa dihitung dengan baik. Yang kedua food estate itu bukan hanya padi jagung saja, tapi juga ada sayur, buah dll. Food estate juga membawa mekanisasi. banyak program yang bisa menekan losses, bahkan hasilnya bisa 2 kali lipat," katanya.

Secara terpisah, Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi mengaku yakin dengan keberhasilan pembangunan pertanian masa depan karena menggunakan konsep korporasi petani pada lumbung pangan nasional food estate. Menurutnya, konsep tersebut merupakan jembatan dan akses pasar terbuka antara petani dan konsumen.

"Ketika komoditas pertanian dikelola dengan korporasi, maka itu akan menghasilkan sesuatu yang baik dan bisa memenuhi kebutuhan yang ada. Jadi, Kemendag sangat yakin konsep food estate yang kita garap sekarang ini akan menjembatani petani dengan konsumen. Apalagi sudah menggunakan sistem elektronik yang akan mengubah dan merevolusi petani kita dalam menanam dan menjual dengan networking yamg baik," tutupnya. *(junita sianturi)