Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Bendungan Bandar Sidoras Rusak, Deliserdang Kehilangan Produksi 24.000 Ton GKP, Petani Sengsara

Lahan sawah petani di Desa Sei Tuan ditumbuhi rumput. Akibat rusaknya bendungan Bandar Sidoras yang berada di Desa Saentis, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deliserdang membuat petani di tujuh desa tidak dapat menanami lahan sawahnya. suaratani.com - ist

SuaraTani.com – Medan| Rusaknya bendungan Bandar Sidoras yang berada di Desa Saentis, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deliserdang, Provinsi Sumatera Utara (Sumut), membuat petani tidak dapat mengelola lahan pertaniannya. 

Satu musim tanam yang seyogyanya petani tanam Maret-April 2021 lalu dan panen Juli-Agustus mendatang, sama sekali tidak ditanami.

“4.000-an hektare lahan sawah yang ada di Kecamatan Percut Sei Tuan ini asli tidak ditanami petani sama sekali. Air tidak mengalir, bagaimana petani mau menanam. Harusnya petani sudah panen pada Juli mendatang,” kata Satar Tampubolon, pemilik lahan sawah di Dusun II,  Desa Sei Tuan, Kecamatan Pantai Labu kepada SuaraTani, Rabu (2/6/2021) di lokasi persawahannya.

Satar Tampubolon  yang merupakan abang kandung dari mantan anggota DPR RI periode 2014-2019, Nurdin Tampubolon itu mengatakan, para petani yang selama ini bergantung pada lahan sawahnya, tidak tahu mau melakukan pekerjaan apa. 

Namun, saat ini, banyak dari petani-petani itu yang mengutipi brondolan sawit yang jatuh di lokasi perkebunan yang ada  di desa tersebut. 

“Itulah cara mereka untuk mendapatkan penghasilan. Karena mereka sendiri tidak memiliki keterampilan lain selain bertani,” kata Satar yang memiliki 14 hektare lahan sawah yang dikelola petani setempat.

Sebagaimana diketahui bendungan Bandar Sidoras merupakan sumber utama pengairan sawah yang ada di Percut Sei Tuan. Dengan rusaknya dan diperbaikinya bendungan tersebut oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BWS) membuat tujuh desa setop bercocok tanam. 

Adapun tujuh desa tersebut, yakni  Desa Cinta Damai, Desa Pematang Lalang, Desa Percut, Desa Cinta Rakyat, Desa Tanjungrejo, Desa Tanjung Selamat yang berada di Kecamatan Percut Sei Tuan dan Desa Sei Tuan, Kecamatan Pantai Labu yang berbatasan dengan Percut Sei Tuan.  

Menurut Satar, bendungan tersebut sebelumnya telah dipasangi balon untuk menahan air.  Namun, balon yang dipasang tidak bertahan lama, balon kempes.  Bahkan saat ini, kata Satar, dari informasi yang mereka dengar, tenaga teknis dari Bali sudah turun untuk memperbaiki balon tersebut. 

“Kalau balon itu hanya ditempel, tidak lama lagi balon itu pun akan rusak lagi dan petani akan semakin sengsara. Karena air yang menjadi kebutuhan utama bertani tidak dapat dialiri lagi,” kata Satar berharap pembangunan Bendungan Sidoras dapat dikerjakan dengan baik dan cepat.

Satar juga mengatakan, pada tanggal 29 Mei 2021, Nurdin Tampubolon juga sudah turun melihat langsung kondisi lahan persawahan di Percut Sei Tuan yang tidak ditanami. Selain itu, ada beberapa kepala desa yang terlibat dalam pengerjaan proyek tersebut tidak mau memberikan keterangan terkait pembangunan bendungan Sidoras tersebut.     

Fater Tampubolon, petani yang juga Ketua Kelompok Tani Mekar di Desa Sei Tuan, mengatakan perbaikan Bendungan Bandar Sidoras sudah dilakukan sekira bulan Januari lalu. Namun pengerjaannya tidak maksimal. Balon yang dipasang kempes dan saat ini sudah ditempel.

“Memang, kemarin sudah datang tenaga ahli dari Bali untuk menempel balon tersebut. Dan, air sudah mengalir tetapi tidak full. Tapi, kami khawatir balon yang ditempel akan kempes lagi, seperti sebelumnya. karena penempelan yang dilakukan seperti menempel ban sepeda motor,” kata Fater.

Menurut Fater, untuk satu musim tanam para petani yang mendapat air dari bendungan Bandar Sidoras sama sekali tidak menanam. Seharusnya, mereka sudah panen di bulan Juli-Agustus mendatang.

“Untuk menanam jagung pun kami juga tidak bisa, karena musim kemarau,” jelasnya. 

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Deliserdang, Kamal Ginting yang dikonfirmasi lewat selular mengatakan, proyek perbaikan Bendungan Bandar Sidoras yang terkesan lambat, sudah berulangkali mereka laporkan baik ke BWS maupun  ke PUPR agar dipercepat pengerjaannya.

“Kami tidak bisa berbuat banyak untuk mempercepat pengerjaan bendungan tersebut. Kami hanya bisa menyurati pihak terkait agar segera menyelesaikan pengerjaannya,” sebutnya.  

Menurut Kamal, pihak BWS hanya memberikan jawaban akan secepatnya memperbaiki bendungan Bandar Sidoras.

“Jadi, kita tunggu sajalah pihak BWS melakukan perbaikan bendungan tersebut. Kita berharap, pada musim tanam September nanti, petani sudah dapat bercocok tanam lagi,” kata Kamal.

Sebagaimana disampaikan petani, ada berkisar 4.000-an hektare lahan sawah yang berada di sekitaran Bendungan Bandar Sidoras dan tidak ditanami sejak perbaikan. Itu, artinya, Kabupaten Deliserdang kehilangan produksi gabah berkisar 24.000 ton gabah kering panen (GKP), dengan estimasi rata-rata produktivitas 6 ton per hektare. * (junita sianturi)