Kepala Perwakilan BI Provinsi Sumut, Soekowardojo.suaratani.com-dok“Tetapi kalau dilihat dari angka nominalnya, justru terjadi kenaikan Rp4 triliun atau dari Rp280 triliun menjadi Rp284 triliun,” ujar Kepala Perwakilan BI Provinsi Sumut, Soekowardojo saat dihubungi, Kamis (30/9/2021).
Soekowardojo yang akrab disapa Soeko menyebutkan, perlambatan pertumbuhan DPK ini didorong penurunan pada seluruh kelompok perbankan serta seluruh jenis simpanan. Berdasarkan golongan nasabah, penurunan DPK didorong oleh seluruh golongan.
Hal ini didorong oleh pemerintah yang diduga semakin optimal dalam melakukan belanja daerah dan perseorangan serta swasta yang diduga cenderung menyimpan simpanannya dalam bentuk lain.
“Penurunan DPK di seluruh kelompok mengindikasikan sudah mulai adanya kenaikan pada aktivitas usaha yang didukung dengan penurunan tabungan pemerintah akibat realisasi proyek yang dilakukan,” sebut Soeko.
Perlambatan menurut Soeko juga terlihat pada penyaluran kredit perbankan, dari 4,12% di bulan Juni menjadi 2,12% di bulan Agustus. Penurunan kinerja penyaluran kredit ini didorong melemahnya kredit modal kerja (KMK) hingga 10,12% dari sebelumnya 13,3% pada trwiwulan II, serta melemahnya kredit investasi dari -7,6% menjadi -10,5%.
Dari sisi sektoral, penyaluran pembiayaan menurun pada sektor perdagangan besar dan eceran (PBE) dan industri pengolahan, namun meningkat dari sektor utama pertanian dan konstruksi.
“Melemahnya penyaluran kredit pada sektor PBE dan industri pengolahan diduga terjadi akibat sikap pelaku usaha yang masih wait and see terhadap perekonomian saat ini,” pungkasnya. *(ika)
