Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Pengapalan Tertunda, Volume Ekspor Karet Sumut Anjlok 12,3%

Petani karet menyadap pohon karet miliknya di kawasan Kabupaten Serdangbedagai beberapa waktu lalu. Penundaan pengapalan mengakibatkan volume ekspor karet asal Sumut di bulan Agustus anjlok hingga 12,3%.suaratani.com-dok


SuaraTani.com – Medan| Ekspor karet alam yang didominasi karet remah (crumb rubber) asal Sumatera Utara (Sumut) dengan jenis SIR20 untuk pengapalan Agustus 2021 masih mengalami  penundaan pengapalan (delay shipment) dari buyer. 

Keputusan penundaan  ini menurut Sekretaris Gabungan Perusahaan Karet Indonesia ((Gapkindo) Sumut Edy Irwansyah utamanya diakibatkan mother vessel pengangkut karet yang ada di transhipment port sudah penuh, sebagai dampak penurunan frekuensi sejak beberapa bulan yang lalu. 

Transhipment port untuk ekspor karet dari Sumut ada di 3 pelabuhan negara tetangga; Port of Singapore, Port of Tanjung Pelepas (Malaysia), dan Port Klang (Malaysia).

“Delay sehipment tidak hanya dikarenakan penuhnya kapasitas mother vessel, melainkan juga disebabkan terbatasnya ketersediaan metalbox untuk palet kemasan karet,” kata Edy di Medan, Senin (13/9/2021).

Dikatakannya, adanya delay shipment ini mengakibatkan volume ekspor karet Sumut untuk pengapalan Agustus anjlok 12,3% menjadi 27.323 ton dibandingkan bulan sebelumnya. Adapun 5 negara tujuan utama adalah Jepang (30,6%), Brazil (13,74%), USA (9,67%), Canada (5,58%), dan India (4,8%).

“Sementara total volume ekspor tahun berjalan atau sejak Januari hingga Agustus 2021 tercatat sebanyak 245.747 ton, atau meningkat 2% dibandingkan tahun lalu pada periode yang sama,” ujarnya.

Edy menyebutkan, ekspor karet untuk pengapalan di bulan September ini masih akan diwarnai adanya delay shipment dan keterbatasan palet metalbox.

“Selain itu, pabrik pengolahan karet juga menghadapi keterbatasan pasokan bahan baku karena wilayah Sumatera bagian Utara telah memasuki musim hujan,” tutupnya. *(ika)