Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Dari Penjualan LPG, Hotmaria Sekolahkan Anaknya Hingga Perguruan Tinggi

Pekerja Pelabuhan Ajibata, Parapat mengawasi truk pengangkut tabung LPG milik PT Samosir Anugrah Indogas saat turun dari ferry penyebrangan beberapa waktu lalu.suaratani.com-ika 


SuaraTani.com – Samosir| Menjadi orang pertama yang menjual elpiji (LPG) 3 kilogram (kg) di Desa Tomok Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir membuat Poster Sitindaon dan Hotmaria Sidabutar harus ekstra keras membujuk masyarakat agar mau beralih dari penggunaan kayu bakar ke LPG 3 kg untuk aktivitas memasak sehari-hari. 

Ketakutan gas akan meledak saat digunakan menjadi salah satu faktor penghambat. 

“Karenanya saya pun bersedia mendatangi satu per satu rumah warga untuk membantu memasangkan selang ke tabung sekaligus mengajari, sehingga akhirnya mereka paham,” ujar Poster Sitindaon saat ditemui di pangkalan LPG miliknya, Minggu (17/10/2021). 

Pasangan suami-istri yang sudah membuka pangkalan Gas LPG sejak tahun 2009 ini bercerita, dalam sepekan mereka mampu menjual 150 tabung LPG 3 kg. 

“Ini juga untuk memenuhi target dari agen kami, biar perputaran tabung kosong bisa cepat,” kata Hotmaria menimpali. 

Diakui Hotmaria, dari keuntungan menjual LPG, ia dan suaminya bisa menyekolahkan anak-anaknya.  Yang paling besar baru saja lulus dari Politeknik Negeri Medan, yang kedua masih kuliah di FISIP USU, yang ketika SMA kelas 10 dan yang terkecil duduk di kelas V SD.

“Karena bagi kami, pendidikan itulah harta yang bisa kami berikan ke anak-anak kami. Kalau harta berupa benda, belum tentu ada,” sebutnya. 

Perempuan murah senyum ini bercerita pernah ditawarkan untuk menaikkan status pangkalannya menjadi agen, tetapi ia menolak karena tidak memiliki modal yang besar. 

“Aku takut berhutang ke bank, takut gak sanggup bayar. Jadinya aku bersyukur saja mengelola pangkalan ini, walau gak kaya-kaya,” katanya sambil tertawa. 

Hotmaria pun memastikan, warga di desa yang berada di lokasi wisata saat ini menyenangi penggunaan LPG sehingga tidak ada lagi yang menggunakan kayu bakar. 

“Karena peralatan dapur kan jadi lebih bersih, gak hitam-hitam lagi. Apalagi, pakai gas ini kan sebenarnya hemat, ” tambahnya.

Secara terpisah, Staf Operasional  PT Samosir Anugrah Indogas Dormanto Sihombing mengatakan, penyaluran LPG di kabupaten yang berada di tengah danau terluas di Asia Tenggara sangat lancar, mengingat di setiap desa dan kelurahan sudah memiliki pangkalan. 

“Jadi di sini ada 28 desa dan 9 kelurahan, yang semuanya sudah memiliki pangkalan, jadi masyarakat terlayani kebutuhan gasnya,” sebut Dormanto. 

Dikatakannya, untuk memenuhi kebutuhan pelaku usaha mikro di Samosir yang bertumbuh pesat seiring perkembangan pariwisata, pihaknya mendapat tambahan alokasi LPG dari Pertamina. 

“Dan kami pun menambah alokasi ke pangkalan itu 20% untuk usaha mikro,” katanya.

Nurhadi, Kepala Operasional Stasiun Pengisian Bahan Bakar Elpiji (SBPBE) yang dikelola PT Citra Pasifik Mandiri menjelaskan, untuk Kabupaten Samosir, dalam sehari rata-rata permintaan tabung LPG 3 kg sebanyak 6 Delivery Order (DO) yang disalurkan 2 agen. 

“Kalau 1 DO berisi 560 tabung. Jadi kalau 6 DO, berarti kami pasok 3.360 tabung kami isi gas untuk dikirim ke Samosir. Dan ini setiap hari sejak Senin hingga Sabtu mengunakan ferry penyebrangan,” kata Nurhadi.

Nurhadi menambahkan, peningkatan permintaan baru akan terjadi di waktu-waktu tertentu seperti natal dan tahun baru. 

“Di luar waktu itu, permintaan stabil,” tambahnya.  *(ika)