Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Harga Jahe Merah Anjlok, Petani Berpikir Ulang Tanam Kembali

Jahe merah hasil panen Dapot. Saat ini harga jahe merah hanya dikisaran Rp1.000 hingga Rp5.000 per kilogram. Harga ini dinilai petani belum menutup biaya produksi.suaratani.com-ist 


SuaraTani.com – Medan| Petani jahe merah di Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara (Sumut) dibuat pusing dengan harga jual yang anjlok. Saat ini harga jual jahe merah di tingkat petani hanya berkisar di angka Rp5.000 per kilogram (kg).  Bahkan ada juga yang dikisaran Rp1.000 hingga Rp2.500 per kg.

Rijan Irnando Purba, salah satu petani di Kabupaten Simalungun menjelaskan, saat ini harga jual jahe merah di tempatnya Rp1.000  per kg. Harga ini berlaku jika panen dilakukan oleh toke. 

“Sementara kalau kami yang panen, harga dibanderol Rp2.500 per kg,” ujar Rijan Irnando saat dihubungi, Selasa (5/10/2021). 

Petani muda yang akrab disapa Nando ini menyebutkan, dengan harga yang hanya dikisaran Rp2.500 per kg, tentunya petani kecil seperti dirinya belum akan merasakan keuntungan. Karena harga tersebut masih jauh di bawah harga produksi. 

Dari perhitungannya agar bisa merasakan untung, dari 1 rante lahan yang dipergunakan, jahe merah yang dipanen setidaknya mencapai 1 ton dengan harga jual bersih Rp6.000 per kg. Di bawah itu, pihaknya tetap belum bisa menikmati untung.

“Karena untuk bibit kami harus keluarkan rata-rata Rp20.000,” sebutnya. 

Harga jual yang murah menurut Nando bahkan diperparah dengan penjualan yang tidak lancar, sehingga ini  dikhawatirkan membuat mereka semakin rugi, karena jahe merah terancam busuk.

“Masalahnya kami gak tahu kenapa  permintaan macet. Apa industri yang mengurangi permintaan atau pasokan yang berlebih. Karena panen jahe merah sebenarnya sudah berlangsung sejak April lalu, tapi permintaan pun memang terbatas,” tuturnya. 

Dengan kondisi ini, untuk masa tanam berikutnya Nando memilih untuk tidak menanam jahe merah di lahan yang luas. Di masa tanam lalu, ia memanfaatkan lahan seluas 1,5 hektare, tetapi di masa tanam kali ini hanya akan menanam di lahan seluas 15 rante. 

“Nanti sisanya mungkin akan aku tanam sayur-sayuran atau cabe merah. Beralih ke hortikultura lah dulu, gak mau nanam rempah-rempahan karena harganya pun gak jelas,” terangnya. 

Dihubungi terpisah, petani jahe lainnya, Dapot juga mengeluhkan harga jahe merah yang hancur. 

“Hari Senin kemarin aku buka harga Rp6.000 per kg, sekarang sudah turun ke Rp5.000 per kg,” keluh petani yang berasal dari Dusun Mariah Dolok Kecamatan Dolok Silau Kabupaten Simalungun ini. 

Sama seperti halnya Nando, Dapot juga tidak mengetahui kenapa harga jahe merah anjlok di masa panen kali ini. 

“Apa mungkin karena memang ketepatan lagi bongkar (panen) jahe merah di setiap daerah,” katanya. 

Dengan kondisi harga murah seperti saat ini, Dapot mengaku belum kepikiran apakah akan tetap menanam jahe merah atau beralih ke tanaman lain.

“Belum ada ide aku,” ucapnya. *(ika)