Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Pasokan Masih Terkendala, Ekonom Nilai Pertamina Gagal Penuhi Kebutuhan BBM Masyarakat

Salah satu SPBU di Kota Medan meletakkan tiang sebagai pertanda kekosongan stok Pertalite di SPBU tersebut. Sejak pekan lalu, sejumlah SPBU mengurangi jam operasional akibat pasokan BBM yang terlambat. Dan sejauh ini belum diketahui alasan keterlambatan.suaratani.com-ist 

SuaraTani.com – Medan| PT Pertamina Patra Niaga area Sumatera bagian Utara (Sumbagut) dinilai tidak mampu memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat Sumatera Utara (Sumut) terutama Kota Medan dalam pemenuhan kebutuhan bahan bakar minyak (BBM). Padahal Pertamina selaku operator tunggal  penyaluran BBM menjadi tumpuan utama masyarakat dalam memenuhi kebutuhan BBM . 

“Dan ini dilakukan Pertamina Patra Niaga ditengah minimnya persaingan usaha.  Jika ada persaingan sehat, rasanya kondisi ini tidak akan terjadi karena masing masing SPBU akan memberikan layanan terbaik dan kerjasama antar usaha pendukung menjadi lebih baik. Itulah arti penting persaingan usaha,” ujar Ekonom Universitas Sumatera Utara (USU) Wahyu Ario ketika dihubungi, Rabu (6/10/2021).

Wahyu Ario menyebutkan, kekosongan BBM terutama jenis Pertalite sejak pekan lalu menjadi preseden buruk bagi Pertamina karena gagal memenuhi kebutuhan warga untuk bahan bakar. Pelayanan Pertamina kurang mampu melayani masyarakat. Hal ini membuat masyarakat harus mengeluarkan uang ekstra mencari SPBU yang masih tersisa stok pertalitenya.

“Kondisi  kosong pasokan di lapangan yang saat ini terjadi seakan menunjukkan Pertamina tidak dapat mengantisipasi stok minyak dan distribusinya. Sepantasnya dalam suatu pasar, jangan hanya dikuasai oleh satu penyedia. Karena akan menyebabkan masyarakat pasrah untuk menerima apapun yang disediakan oleh perusahaan,” sebutnya. 

Karena itu Wahyu Ario menilai, kasus ini menjadi pembelajaran bahwa persaingan usaha itu penting. Sehingga bisa dikatakan juga kalau Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) telah gagal mengawasi persaingan usaha seperti SPBU ini. Padahal harusnya pelayanan publik akan semakin baik jika ada persaingan antar pelaku bisnis dan tidak menyerahkan bisnis tersebut pada satu usaha saja.

“Karenanya sudah saatnya KPPU melakukan evaluasi terhadap struktur pasar yang mengarah kepada monopoli atas pemasaran produk BBM di Indonesia, termasuk di Sumut," tegasnya. 

Dikatakannya, apa pun yang menjadi alasan kekosongan pasokan BBM di SPBU tidak bisa membenarkan kondisi yang terjadi. 

Kalau kendala dikarenakan armada pengangkutan yang tidak tersedia seperti isu yang santer beredar di kalangan pengelola SPBU, tetapi Pertamina harusnya sudah merespon hal ini. 

“Kendala ini apakah disebabkan oleh kendala kerja sama atau teknis karena banyak armada yang rusak? Karena selama ini kendala ketiadan armada belum pernah terjadi dan ketersediaan armada pengangkutan masih cukup melayani SPBU yang ada di Sumut,” tandasnya. 

Untuk itu Wahyu menilai perlu dilakukan analisis mendalam mengapa saat ini di Kota Medan tidak tersedia perusahaan SPBU lain selain pertamina.

"Kalau ada pun masih terletak agak di luar kota dan yang di dalam kota belum beroperasi. Apalagi dahulu sempat ada SPBU pesaing namun telah tutup. Karena itu sudah saatnya izin operasi tidak dipersulit, karena ini kan untuk kepentingan masyarakat," pungkasnya. 

Sebelumnya dari pantauan di lapangan, sejumlah SPBU di Kota Medan pada Rabu pagi mengalami kekosongan stok, di antaranya SPBU di Jalan Asrama, SPBU di Jalan Karya Jaya dan juga SPBU di Jalan Karya.*(ika)