SuaraTani.com – Taput| Yayasan Healthy Planet Indonesia (HePI), berkolaborasi dengan Gereja Huria Kristen Indonesia (HKI) melaksanakan Sosialisasi Kesehatan Manusia, Pelestarian Lingkungan, Pemeriksaan dan Pembagian Kacamata baca bagi warga Desa Pagaran Lambung Kecamatan Adiankoting Kabupaten Taput, Provinsi Sumatera Utara (Sumut), Jumat (29/10/2021) di aula Gereja HKI Pagarlambung l.
Hadir sebagai narasumber, Ketua TP PKK Taput, Satika Simamora, Kepala Depatemen (Kadep) Diakonia HKI, Pdt Rahmayanti Simorangkir dan Founder and Director Yayasan HePI, drg Hotlin Oppusunggu.
Sosialisasi yang digelar di Gedung Serba Guna HKI Pagaran Lambung diisi dengan pemaparan kesehatan manusia dan lingkungan serta mengajak warga menjaga dan merawat lingkungan, khususnya hutan.
Pada kesempatan yang sama, sebanyak 150 warga Desa Pagaran Lambung diberikan kacamata baca, setelah sebelumnya menjalani pemeriksaan mata.
Lewat pembagian kacamata, ada pesan yang ingin disampaikan, yakni agar masyarakat melihat lingkungan sehingga diharapkan kesadaran warga untuk tidak menebangi hutan secara sembarangan, melainkan semakin peduli lingkungan, menjaga dan merawat hutan.
Ketua TP PKK Taput, Satika Simamora yang didampingi Kadis Lingkungan Hidup (LH), Heber Tambunan, menyambut baik hadirnya HePI di Taput dengan program pelestarian lingkungan khususnya hutan.
Program ini diharapkan terus berkelanjutan dan mengajak masyarakat secara bersama-sama menjaga dan merawat lingkungan untuk kesehatan manusia dan hutan.
“Pemerintah dan jajaran gereja serta semua yayasan yang sudah terbentuk harus bersama-sama menjadikan semuanya baik, dari sekarang kita harus melalukukannya,” jelasnya.
Kadep Diakonia HKI, Pdt Rahmayanti Simorangkir menyampaikan, Kantor Pusat HKI dan jajaran Gereja- Gereja Lutheran World Fondation (LWF) punya komitmen merawat hutan dengan melakukan pendampingan kepada jemaat HKI.
Terutama bagi kaum ibu yang rentan secara ekonomi, diberikan pendampingan ekonomi dan pendampingan pastoral agar mau merawat lingkungan. Dengan hutan lestari berdampak langsung terhadap kesehatan manusia dan kesehatan lingkungan. Dengan begitu, taraf ekonomi warga yang bermukim di sekitar hutan juga meningkat.
"Lewat Program Eko Teologi, selama 6 tahun ke depan, HKI berkolaborasi dengan HePI akan melakukan pendampingan bagi jemaat HKI, khususnya yang bermukim di dekat hutan agar secara sadar mencintai dan merawat hutan," katanya.
Ketua Yayasan HePI, drg Hotlin Oppusunggu mengatakan, yayasan yang dipimpinnya bergerak dengan dilatarbelakangi kecintaan dalam melestarikan hutan sebagai warisan dunia. Dengan menggandeng berbagai elemen masyarakat, diharapkan juga saran dan pendapat masyarakat agar HePI bisa memberikan solusi pelestarian hutan.
Program pelestarian hutan, disebutkan menjadi agenda di berbagai wilayah di tanah air, termasuk di wilayah Tapanuli. Dalam menjalankan misi, pihaknya tetap mengharapkan saran dari masyarakat, apa yang bisa diberikan dalam menjaga kelestarian hutan.
“Yang paling kritis di titik Batangtoru ini adalah kepunahan satwa yang dilindungi seperti Harimau Sumatera, Orang Utan Sumatera. Kalau satwa itu hilang akan terjadi gangguan ekosistem yang bisa mengganggu kesehatan kita. Itulah sebabnya Tuhan menciptakan satwa itu karena ada gunanya untuk kita," ujar Hotlin.* (darwin nainggolan)