SuaraTani.com – Medan| Kinerja pasar keuangan di penutupan awal pekan ini mengalami pukulan yang cukup besar. Bursa di Asia banyak yang melemah sehingga menyulut pelemahan pada IHSG.
Pada hari ini IHSG sepanjang sesi perdagangan berada di zona merah. Di sesi kedua tekanan terhadap IHSG kian meningkat, IHSG justru kian melemah dan secara teknikal mendekati level resisten 6.530.
IHSG pada perdagangan hari ini ditutup anjlok 0.83.% di level 6.547,11, mengikuti pergerakan sejumlah indeks bursa di Asia yang juga melemah pada perdagangan hari ini. Meski demikian, kinerja IHSG relatif lebih baik ketimbang beberapa indeks acuan bursa di Asia yang terpuruk lebih dari 1%.
“misalnya Hang Seng yang anjlok 1.89%, Shanghai turun 1.07% serta Nikkei yang mengalami minus 2.13%,” ujar analis keuangan Sumatera Utara (Sumut), Gunawan Benjamin di Medan, Senin (20/12/2021).
Di sisi lain, kinerja mata uang Rupiah juga mengalami pelemahan. Rupiah sempat terpuruk di atas level 14.400 per US Dolar. Meskipun menjelang sesi penutupan perdagangan Rupiah mampu mengurangi kerugiannya dikisaran level 14.394 per US dolar.
Pelemahan pasar keuangan domestik ini menurut Gunawan dipicu oleh kekuatiran akan adanya varian terbaru covid 10 Omicron yang sangat potensial menekan kinerja pasar keuangan secara keseluruhan. Langkah inggris yang memberlakukan lockdown menjadi pemicu meningkatnya kekuatiran pelaku pasar global.
“Omicron akan menjadi ancaman yang menakutkan bagi pelaku pasar. Pekan ini hingga tutup akhir tahun, sentiment pasar masih akan dihantui oleh penyebaran Omicron itu sendiri. Sejauh ini, belum ada sentimen bagus yang mampu memperbaiki pasar. Terlebih pekan depan adalah pekan dengan banyak waktu libur. Sehingga sentimen kian sedikit dan sangat rawan bergerak di teritori negative,” kata Gunawan.
Meski demikian, harga komoditas emas justru masih mampu bertahan di awal pekan ini. Meskipun terbilang stabil dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya. Harga emas terpantau memiliki kecenderungan untuk bergerak keatas. Harga emas hari ini mampu diperdagangankan dikisaran level US$1.800-an per ons troynya.
Fokus pelaku pasar akan tertuju pada data penambahan pasien Covid-19 di tanah air, serta melihat sejauh mana omicron menyebar. Jadi kalau data pasien terus memburuk, saya mengkuatirkan pasar keuangan akan mengikuti dengan terus bergerak di zona merah. *(ika)