SuaraTani.com – Karo| Balai Karantina Pertanian Kelas II Medan menggelar bimbingan teknis (Bimtek) kepada sejumlah petani vanili di Desa Perbesi, Kecamatan Tigabinanga, Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara (Sumut).
“Bimtek ini kita lakukan untuk membekali para petani untuk memproduksi komoditas vanili layak ekspor. Di antaranya dengan menerapkan budidaya berbasis organik,” kata Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas II Medan, Lenny Hartati Harahap kepada wartawan usai melakukan Bimtek, Senin (27/12/2021), di Desa Perbesi.
Di samping itu kata Lenny, untuk bisa ekspor, vanili dan produk turunan yang dihasilkan petani juga harus mengantongi Sertifikat Phytosanitary yang diterbitkan Badan Karantina Pertanian sehingga vanili yang diekspor benar-benar sesuai standar Negara tujuan.
“Sebab, banyak aturan yang ditetapkan Negara tujuan dan semua itu harus dipenuhi para eksportir. Itulah mengapa kami memberi bimbingan teknis untuk petani vanili di Kabupaten Karo," ujar Lenny.
Para petani harus dibekali untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas vanili yang dihasilkan. Dukungan ini juga dilakukan untuk mendukung program Gratieks, (Gerakan Tiga Kali Lipat Ekspor).
Biasanya, lanjut Lenny, persyaratan itu meliputi bebas dari organisme pengganggu tumbuhan karantina (OPTK) negara tujuan dan aspek-aspek yang terkait dengan keamanan pangan. Di antaranya bebas dari residu pestisida dan logam berat. Karena itu, pemenuhan aspek keamanan pangan menjadi fokus Balai Karantina Pertanian.
"Komoditas dan produk ekspor pertanian kita sering bermasalah pada aspek keamanan. Jadi, ini yang harus benar-benar kita perhatikan," ujar Lenny.
Terkait ekspor, menurut Lenny, sebenranya Sumut telah mengekspor komoditas vanili beserta produk turunannya sudah sejak lama. Tetapi, ekspor sempat terhenti dan kembali bergeliat pada 2019.
“Vanili Sumatera Utara biasanya diekspor ke beberapa negara tujuan, seperti Amerika Serikat, China dan Jepang. Banyak eksportir vanili di Sumut, namun yang terdata di Balai Karantina Pertanian Kelas II Medan ada berkisar 10 perusahaan,” jelasnya.
Adapun, produk yang dikirim yakni vanili bubuk dan vanili biji. Biasanya di negara tujuan vanili diekspor dimanfaatkan untuk bahan baku produk pewangi makanan, kosmetik dan parfum. * (junita sianturi)