Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

KKP Teliti Arkeologi Maritim untuk Optimalkan Wisata Bahari Tidore

Salah satu potensi pengembangan pariwisata bahari di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil di Indonesia adalah wisata selam kapal tenggelam yang akan menawarkan petualangan baru bagi para penyelam dan memberikan gambaran sekilas tentang kehidupan masa lalu manusia karena kapal karam adalah Time Capsule bersejarah.suaratani.com-ist

 

SuaraTani.com – Maluku| Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) melakukan kegiatan diseminasi hasil riset Kajian Arkeologi Maritim Situs Kapal Tenggelam untuk Pengelolaan Wisata Bahari Berkelanjutan dan Penguatan Narasi Sejarah dan Budaya Maritim di Kota Tidore Kepulauan Maluku Utara pada Desember 2021.

Kepala Pusat Riset Kelautan (Pusriskel), Nyoman Radiarta, dalam sambutannya menyebutkan bahwa salah satu potensi pengembangan pariwisata bahari di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil di Indonesia adalah wisata selam kapal tenggelam yang akan menawarkan petualangan baru bagi para penyelam dan memberikan gambaran sekilas tentang kehidupan masa lalu manusia karena kapal karam adalah Time Capsule bersejarah.

Lebih lanjut disampaikan, pengembangan wisata kapal karam yang sustainable dan bertanggung jawab memerlukan riset sebagai dasar ilmiah untuk bahan pijakan para decision maker di pemerintahan baik pusat maupun daerah. 

Oleh karena itu, BRSDM melalui Loka Riset Sumber Daya dan Kerentanan Pesisir (LRSDKP) - Pusriskel melaksanakan kegiatan riset Kajian Potensi Arkeologi Maritim Situs Kapal Tenggelam untuk Pengelolaan Wisata Bahari Berkelanjutan dan Penguatan Narasi Sejarah dan Budaya Maritim di Tidore pada tahun 2019 dan 2021.

“Shipwreck diving dapat memberikan pengalaman berbeda yang unik, tidak biasa, spektakuler, inspiratif, dan mempesona kepada para wisatawan penyelam. UNESCO menyebutkan bahwa sumber daya kapal karam sangat penting untuk sejarah maritim negara bersangkutan dan dapat menarik para penyelam dan penggemar sejarah untuk mendapatkan pengalaman dan mempelajari situs warisan bawah laut secara langsung,” terang Nyoman.

Kepala LRSDKP Bungus, Nia Naelul Hasanah Ridwan, menerangkan bahwa pariwisata bahari merupakan segmen pariwisata terbesar, terutama untuk negara dengan pesisir dan pulau-pulau kecil yang mengandalkan ekosistem laut yang sehat, karenanya pengembangan pariwisata harus menjadi bagian dari pengelolaan wilayah pesisir terpadu untuk membantu melestarikan ekosistem yang rapuh dan berfungsi sebagai wahana untuk mempromosikan ekonomi biru.

Rangkaian kegiatan diseminasi meliputi paparan dan penayangan video bawah air temuan bersejarah Situs Soasio dan Situs Tongowai dan penjelasan tentang display sampel artefak bawah air atau Benda Muatan Kapal tenggelam (BMKT) yang diangkat dari Situs Soasio di perairan Kelurahan Soasio dari hasil survei dan ekskavasi bawah air oleh tim LRSDKP.

Untuk penyebarluasan hasil riset, BRSDM juga menyerahkan bahan-bahan materi display berupa poster, booklet, buku, storyline tentang informasi warisan bawah air Tidore, serta rekonstruksi kapal Trinidad, salah satu kapal dari 5 armada Spanyol ekspedisi Ferdinan Magellan dan Juan Sebastian Elcano yang mempunyai misi menjelajahi bumi mencari rempah ke Spice Islands atau Kepulauan Maluku dan tiba di Tidore 500 tahun lalu pada November 1521.  

 Kegiatan diseminasi juga termasuk penandatanganan papan deklarasi “Let’s Save Our Underwater Heritage: Warisan Budaya Bawah Air Tidore” oleh Kepala Pusriskel beserta Staf Ahli Walikota Bidang Kemasyarakatan dan SDM Kota Tidore Kepulauan, Perdana Menteri Kesultanan Tidore, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Tidore Kepulauan, Kapolres Tidore Kepulauan, Wakil Kajari Tidore, Kepala Dinas Pendidikan Tidore Kepulauan, Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Tidore Kepulauan, Kepala Museum Sonyine Malige Tidore, Camat Tidore, dan Kepala  LRSDKP.

Sebagai informasi, riset arkeologi maritim di Tidore dilakukan untuk menindaklanjuti permohonan dari Walikota Tidore, Ali Ibrahim, pada tahun 2018 tentang dukungan riset bagi pengungkapan Sejarah Maritim terkait Ekspedisi Magellan-El Cano untuk mendukung peringatan Sail Tidore dan peringatan 500 tahun penjelajahan mengelilingi bumi yang dilakukan oleh 5 armada kapal Spanyol. 

Kegiatan riset juga dilaksanakan untuk mengidentifikasi kondisi, profil, dan potensi situs kapal karam di perairan Kelurahan Tongowai dan Tanjung Soasio beserta kondisi lingkungannya untuk pengembangan wisata bahari dan penentuan upaya pelindungan maupun pelestariannya serta mengetahui nilai signifikansi situs kapal tenggelam di perairan Tidore Kepulauan sebagai baseline data dan informasi dalam rangka penguatan narasi sejarah maritim Nusantara dan peran penting Tidore sebagai salah satu Kosmopolis Rempah di Jalur Rempah dan Jalur Sutra Laut. *(putri)