Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

November, Ekspor Karet Sumut ke Amerika Serikat Bertambah 1.400 Ton

Petani karet menyadap pohon karet miliknya di Kabupaten Tapanuli Selatan. Di bulan November, voolume ekspor karet asal Sumut meningkat 16,8% dibandingkan bulan Oktober 2021.suaratani.com-dok


SuaraTani.com – Medan| Amerika Serikat (USA) masih menduduki peringkat pertama dari negara tujuan utama ekspor karet asal Sumatera Utara (Sumut). 

Hal ini terlihat dari data pengapalan karet di bulan November yang masih meningkat tajam, sama seperti pengapalan bulan Oktober yang lalu. Sedangkan Jepang masih bertahan pada posisi kedua.

“Volume karet yang dikirim ke USA  di bulan November itu tercatat  sebanyak 8.900  ton lebih. Naik 1.400 ton dibandingkan pengapalan di periode Oktober yang tercatat sebanyak 7.500 ton lebih” sebut Sekretaris Eksekutif Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) Sumut, Edy Irwansyah di Medan, Senin (13/12/2021).

Secara keseluruhan kata Edy, volume ekspor karet untuk pengapalan November tercatat 36.873 ton atau naik 5.305 ton (16,8%) dibandingkan bulan Oktober. Memperhatikan tingginya persentase ini memcerminkan membaiknya kinerja ekspor. Dari sisi lain, adanya peningkatan volume ini merupakan realisasi dari kontrak-kontrak ekspor yang tertunda.

“Tetapi bila dilihat secara kumulatif, volume ekspor Januari-November masih menurun 4.952 ton (1,4%) menjadi 342.032 ton dibandingkan periode yang sama tahun 2020,” katanya.

Ditambahkannya, pengapalan pada Desember juga  masih diwarnai adanya delay shipment karena adanya keterbatasan metalbox pengemas karet dan keterbatasan keteresediaan kontainer. Dengan adanya ketebatasan ini, kinerja ekspor karet Sumut diperkirakan masih stagnan. 

“Kondisi ini juga dipengaruhi masih menurunnya produksi karet rakyat dan perusahaan perkebunan karet karena kondis saat ini di Sumut yang masih musim hujan,” tambahnya.

Lima besar negara tujuan ekspor karet Sumut untuk pengapalan November adalah USA (24,3%), Jepang (19,0%), China (8,2%), Brazil (7,9%), dan Belgia (6,1%). *(ika)