SuaraTani.com – Medan| Harga cabai rawit yang menyentuh Rp85 ribu per kilogram (Kg) hari ini memang sebuah kejutan besar. Tetapi hal ini terjadi disaat banyak petani maupun pedagang yang memilih liburan kemarin.
Pemerhati ekonomi Sumatera Utara (Sumut) Gunawan Benjamin mengatakan, perayaan Natal yang jatuh pada hari Sabtu, menjadi pendorong masyarakat untuk mengisi waktu untuk beribadah atau berada di rumah selama akhir pekan.
Ini menurut Gunawan mengakibatkan terjadinya ketidakseimbangan di pasar trasdisional, dimana pasokan barang menurun. Karena umumnya barang yang masuk itu ke pasar tradisional pada hari ini, merupakan barang yang dipanen sehari sebelumnya. Ditambah lagi ada pedagang yang memilih liburan. Hal ini memicu kenaikan harga cabai rawit itu sendiri.
Terlebih di Pulau Jawa harga cabai rawit ada yang dijual diatas 100 ribuan per Kg. Padahal cabai rawit dari pulau jawa ini kerap menambah pasokan cabai rawit di wilayah medan maupun Sumut pada umumnya. Cabai rawit dari wilayah Sumut ini pasokan paling banyak datang dari wilayah Sidikalang dan Aceh. Dan hasil pantauan di lapangan, pasokan dari wilayah Sidikalang ini yang belakangan berkurang jauh.
“Jadi memang saya berkesimpulan bahwa, masalahnya ada di hulu. Yakni petani yang masih merayakan natal. Tidak ada maslah serius pada dasarnya, ini hanya sesaat. Dan pasokan cabai rawit dari Jawa tidak bisa kita harapkan, karena harganya masih lebih mahal dibandingkan dengan disini (Rp65 ribu hingga Rp85 ribu per Kg). Walaupun kenaikan cabai ini terbilang sangat mahal, tetapi jika mengacu kepada jalur distribusi, semuanya terlihat wajar,” katanya.
Wajar disini menurut Gunawan adalah bahwa tidak ada spekulan atau pedagang maupun distributor yang memainkan harga. Semuanya karena mekanisme pasar yang membentuk harga cabai rawit. Hanya saja memang bertepatan saat ada perayaan natal, sehingga memang distribusi barangnya belum merata. Saya meyakini kenaikan tersebut hanya sesaat.
Tidak akan berlangsung untuk waktu yang lama. Karena sejatinya cabai tetap akan di panen oleh petani, tidak akan dibiarkan membusuk di pohon. Pedagang juga akan kembali pasar, dan jalur distribusi akan kembali normal.
“Hanya saja di Jawa ini kan cabai rawit mahal sekali, ini yang membuat cabai rawit di wilayah Sumut atau Medan khususnya sulit ditekan di bawah Rp35 ribu per Kg nya,” pungkasnya. *(ika)