SuaraTani.com – Makasar| Kementerian Pertanian (Kementan) menutup tahun 2021 dengan menggelar Gebyar Ekspor Pertanian dari 34 provinsi yang volumenya mencapai 1,3 juta ton, senilai Rp 14,4 triliun ke 124 negara.
Kegiatan yang mengangkat tema "Ekspor Tangguh, Indonesia Tumbuh" ini dihadiri langsung Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL), Kapolri, Jenderal Listyo Sigit Prabowo dan Plt Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman guna melepas ekspor sekaligus patroli laut gabung di Pelabuhan Soekarno Hatta, Makassar.
"Menutup akhir tahun 2021 ini kita melakukan giat ekspor serentak dari 34 provinsi pintu ekspor secara live sebanyak 1,3 juta ton senilai Rp14,4 triliun ke 124 negara tujuan ekspor. Ini membuktikan tidak ada daerah yang tidak melakukan ekspor. Tahun depan wujudkan kita ekspor 3 kali lipat dari ini," demikian dikatakan Mentan SYL pada acara Gebyar Ekspor di Pelabuhan Soekarno Hatta, Makassar, Jumat (31/12/2021).
SYL menegaskan sektor pertanian dalam 2 tahun terakhir ini yakni masa pandemi Covid 19 menjadi penyangga utama pertumbuhan ekonomi nasional. Pasalnya, berdasarkan data BPS, hanya PDB di sektor pertanian yang pertumbuhanya tumbuh positif pada triwulan II 2020 yakni 16,4 persen, sementara sektor lainnya mengalami kontraksi.
"Kemudian nilai ekspor pertanian Januari-Desember 2021 sebesar Rp 451,77 triliun naik 15,79 persen dibanding 2019 yang hanya Rp 390,19 triliun," ungkapnya.
"Kinerja sektor pertanian pun ditunjukan tidak ada impor beras dalam 2 tahun terakhir ini. Dan kita tahun ini punya surplus beras 9 juta ton. Oleh karena itu, untuk memperkuat sektor pertanian ke depannya kami butuh pengawalan dari kepolisian," imbuh SYL.
Secara terpisah, Kepala Karantina Pertanian Medan Lenny Hartati Harahap mengungkapkan, secara umum pengiriman sampel komoditas ekspor cukup banyak dilakukan sepanjang tahun ini.
"Termasuk sampel manggis, ulat, vanili, andaliman, daun kelor, lipan dan sebagainya," ujar dia.
Komoditas atau produk-produk ekspor tersebut ternyata tidak mengalami hambatan berarti dalam memenuhi persyaratan atau standarisasi yang diterapkan negara tujuan. Karena itu sebagian di antara jenis-jenis komoditas tersebut sudah bisa memulai debut ekspornya pada Januari dan Februari 2022 dengan tujuan China, Turki dan Mesir.
Menurut dia, pengiriman sampel merupakan tahapan krusial dalam kegiatan ekspor komoditas pertanian. Pengiriman sampel sangat menentukan bagi dimulainya ekspor dan keberlanjutan ke depan.
Karena itu Karantina Pertanian Medan dituntut selalu melaksanakan pemeriksaan semaksimal mungkin. Terlebih, setiap negara tujuan menerapkan persyaratan yang berbeda.
China misalnya, menyaratkan registrasi untuk lahan pertanian atau perkebunan di mana komoditas ditanam. Negeri Tirai Bambu itu juga mewajibkan dilakukannya registrasi terhadap fasilitas atau tempat pengemasan komoditas.
Lenny mengatakan juga bahwa ekspor terbesar yang ikut difasilitasi Karantina Pertanian Medan sepanjang tahun ini adalah produk sarang burung walet. Nilai total pengiriman produk yang memiliki daya tahan hingga tiga tahun itu mencapai lebih dari Rp1 triliun selama 2021.
Angka tersebut membuat pengiriman melalui Karantina Pertanian Medan itu menjadi ekspor sarang walet yang terbesar di Indonesia pada tahun ini. Sejumlah daerah yang menjadi penopang utama ekspor sarang walet dari Sumut adalah Kota Medan, Kabupaten Deliserdang dan Kabupaten Langkat.
Pada 2022 pihaknya akan ikut menginisiasi penyuluhan ekspor terintegrasi bersama dengan bebagai pemangku kewenangan terkait, seperti Bea dan Cukai, otoritas bandara, Angkasa Pura serta TNI dan Polri. Dia optimistis penyuluhan bareng untuk petani dan eksportir ini akan semakin mendorong Gerakan Tiga Kali Lipat Ekspor (Gratieks) yang dicanangkan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, sampai dengan 2024. *(junita sianturi)

