Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Petani Dolok Silau Mulai Tanam Bawang, Pemerintah Diharap Sediakan Pupuk Subsidi

Petani bawang merah di Nagori Saran Padang, Kecamatan Dolok Silau, Kabupaten Simalungun, Provinsi Suatera Utara (Sumut) mulai melakukan penanaman bawang merah. Petani berharap, pemerintah dapat menyediakan pupuk bersubsidi. suaratani.com - ist 

SuaraTani.com – Medan| Meski harga bawang berfluktuasi, namun petani penangkar bibit bawang merah yang tergabung dalam Kelompok Tani Ora Et Labora tetap semangat melakukan penanaman. Penanaman bibit bawang merah dilakukan Minggu (9/1/2022).

“Hasil panen yang kita peroleh nantinya untuk dijadikan bibit bawang merah. Untuk memenuhi kebutuhan bibit petani khususnya di Kabupaten Simalungun,” kata Ketua Kelompok Tani Ora Et Labora, Rudi Tarigan kepada SuaraTani.com, Kamis (13/1/2022) di Nagori Saran Padang, Kecamatan Dolok Silau, Kabupaten Simalungun, Provinsi Suatera Utara (Sumut).

Rudi mengatakan, penangkaran bibit bawag merah ini mengingat tradisi permintaan bibit bawang merah di bulan April hingga Mei 2022 di Kabupaten Simalungun sangat tinggi.

“Biasanya petani menanam bawang merah mulai April hingga Mei. Karena itulah, kami selaku penangkar selalu menyediakan bibit walau dalam skala terbatas,” katanya. 

Saat ini, kata Rudi, di kelompok tani mereka luas penanaman bawang merah berkisar 1,5 hektare. Di mana, satu hektare  untuk memenui kebutuhan bawang merah konsumsi dan setengah hektare lagi untuk ketersediaan bibit bawang merah.

“Bawang yang saya kembangkan saat ini adalah seluas setengah hektare untuk ketersediaan bibit bawang merah. Dari pertanaman itu, nantinya akan diperoleh hasil berkisar tujuh ton. Diperkirakan panen berkisar bulan April mendatang,” kata Rudi.

Adapun varietas bibit bawang merah yang dikembangkan Rudi, yakni  varietas Maja Cipanas. Di samping itu, dia  juga sedang mengembangkan  bibit bawang merah varietas Trisula, Violetta 1 dan Kramat 1.

“Harapan kami pengembangan bibit ini membuahkan hasil yang baik sesuai dengan harapan agar kami bisa menyediakan bibit berbagai macam varietas. Dengan begitu petani dapat memilih varietas yang diinginkannya dan tidak lagi membeli bibit bawang merah dari luar Simalungun,” kata Rudi.

Mengenai harga bawang merah konsumsi, menurut Rudi,  ada penurunan sedikit dari harga di masa Natal dan Tahun Baru kemarin. Kalau sebelumnya harga sempat bertengger di angka Rp14.000 per kg saat ini hanya berkisar antara Rp10.000 – Rp12.000 per kg. 

Sedangkan untuk bibit ada kenaikan dari sebelumnya, yakni dari 25.000 menjadi Rp30.000 per kg. Namun, harga bibit tersebut masih lebih murah disbanding harga bibit bawang merah dari Pulau Jawa, berkisar Rp35.000 – Rp40.000 per kg. 

Untuk menunjang keberhasilan tanaman bawang merah petani, Rudi berharap  Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah bersinergi memberikan perhatian kepada petani bawang merah atas kenaikan harga-harga  pupuk non subsidi, sehingga petani bawang merah dapat memperoleh hasil panen yang diinginkan.

“Pupuk subsidi di Kabupaten Simalungun ini susah sekali didapat. Akibatnya, petani menggunakan pupuk non subsidi yang harganya juga sangat mencekik leher. Bayangkan saja, pupuk NPK non subsidi misalnya,  saat ini harganya mencapai Rp700.000-an per sak (50 kg) dari sebelumnya hanya berkisar Rp450.000 per sak,” kata Rudi. * (junita sianturi)