Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Sepanjang 2021, Volume Ekspor Karet Asal Sumut Capai 381.668 Ton

Karet RSS sebelum dimasukkan ke kamar asap.Total volume ekspor karet asal Sumut di tahun 2021 tercatat sebanyak 381.668 Ton.suaratani.com-ist

SuaraTani.com – Medan| Kinerja ekspor karet dari Sumatera Utara (Sumut) masih menunjukkan tren yang positif.  Untuk pengapalan Desember 2021, volume ekspor karet mengalami kenaikan 7,5%  dibanding bulan November 2021, atau dari 36.873 ton menjadi 39.636 ton. 

Kenaikan yang signifikan ini menempatkan volume ekspor Desember yang tertinggi sepanjang tahun 2021. 

Sedangkan untuk negara tujuan utama ekspor karet Sumut di bulan Desember masih dikuasai Jepang (32,67%), Brazil (10,43%), USA (9,63%), Turki (9,51%), dan China (6,64%).

“Kenaikan di akhir tahun 2021 tersebut masih merupakan cerminan dari realisasi kontrak-kontrak yang masih ada delay shipment pada bulan-bulan sebelumnya,” ujar Sekretaris Eksekutif Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) Sumut, Edy Irwansyah di Medan, Rabu (12/1/2022). 

Edy menyebutkan, bila dilihat secara kumulatif,  maka volume ekspor  di periode Januari-Desember 2021 yang mencapai 381.668 ton ini naik tipis  dibandingkan tahun 2020 yang sebesar  380.005 ton.

"Memang  lebih baik dibandingkan tahun 2020, tetapi kalau dibandingkan dengan kinerja ekspor 2019  yang belum ada dampak pandemi masih lebih menurun. Karena di tahun 2019 itu, volume ekspor karet kita mencapai  410.072 ton," kata Edy.

Edy memperkirakan pengapalan di bulan Januari 2022 akan semakin lancar dari bulan-bulan sebelumnya. Kelancaran pengapalan karena adanya upaya buyer memperbanyak menggunakan cargo break bulk menggunakan kapal konvensional, sebab kelangkaan kontainer secara global masih terjadi,” kata Edy.

Untuk itu lanjutnya, kalangan industriawan pengolahan karet Indonesia perlu melakukan evaluasi yang mendalam atas performa produksi yang berlangsung selama ini. 

“Salah satu bahan evaluasi adalah kecenderungan buyer semakin meningkatkan volume pembelian karet dari Thailand berupa STR (Standard Thailand Rubber),” sebutnya.

Memasuki Januari, kondisi kebun karet Sumatera Utara akan memasuki musim kering yang akan mepengaruhi produksi kebun karet. Keadaan ini juga akan mempengaruhi kinerja ekspor, diperkirakan masih stagnan. *(ika)