Petani karet di Desa Sipangko, Kecamatan Angkola Muara Tais Tapanuli Selatan (Tapsel) menderes pohon karet miliknya. saat ini harga karet di tingkat petani bertahan di kisaran Rp11.000 per kg.suaratani.com-dokSuaraTani.com – Medan| Harga karet di tingkat petani maasih bertahan di kisaran Rp11 ribu per kilogram. Meski stabil, harga tersebut dinilai belum bisa memberi keuntungan, karena saat ini kapasitas karet yang bisa dipanen masih sedikit.
“Curah hujan masih cukup tinggi, jadi kami cuma bisa deres satu kali seminggu,” ujar Syahwar Lubis, petani karet di Desa Sipangko, Kecamatan Angkola Muara Tais Tapanuli Selatan (Tapsel) saat dihubungi, Selasa (28/6/2022).
Dijelaskan Syahwar, dari sekali deres, mereka hanya mampu mengumpulkan 20 hingga 25 kilogram karet.
“Jadi yah kami cuman dapat uang berkisar Rp230.000-Rp260.000 per minggu,” katanya.
Kondisi serupa juga terjadi di Desa Timbang Jaya Kecamatan Bahorok, Kabupaten Langkat.
Patrice, salah seorang petani karet di desa yang tak jauh dari daerah wisata Bukit Lawang ini mengatakan, jika dibandingkan dengan tahun lalu yang di kisaran Rp6.000 hingg Rp7.000 per kg.
“Cuma sekarang saya pun tidak lagi sering deres, karena belum bertemu penderes yang bisa bekerja dengan baik,” ujar Patrice lewat pesan singkat.
Dikatakannya, pekerja yang sebelumnya ia serahin menderes tanaman karet miliknya yang berada di lahan seluas 4 hektare (ha) tidak melakukan penderesan dengan cara yang baik. Hal ini berdampak pada kualitas hidup tanaman karet sehingga banyak yang mati.
“Dan ini diperparah dengan pemakaian cairan untuk memacu produksi karet. Memang bikin getah karet jadi banyak, tapi yah pohon jadi cepat mati,” katanya.
Dari 4 ha yang sebelumnya ditanami karet, Patrice mengakui saat ini jika dihitung secara keseluruhan, hanya 1 ha penuh total karet, sementara di lahan yang lain ia sudah menyelingi dengan tanaman gaharu.
“1 ha itu biasanya berisi 600 batang, tergantung tingkat kerapatan tanam,” pungkasnya. *(ika)
