
SuaraTani.com – Medan| Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Utara (Sumut) memastikan sudah menyiapkan sejumlah langkah strategi untuk mendorong pertumbuhan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Sumut.
Sejumlah strategi yang disiapkan itu menurut Kepala Perwakilan BI Sumut, Doddy Zulverdi bukan hanya menyangkut pembiayaan semata, tetapi lebih mengarah kepada penguatan kelembagaan dan kapasitas dari pelaku usaha itu sendiri.
Penguatan kelembagaan menurut Doddy bagaimana UMKM ini kuat secara entitas usaha, sehingga mampu memenuhi permintaan pasar bahkan menembus pasar ekspor.
“Kalau kelembagaan atau entitasnya lemah, dia tidak akan bisa menembus pasar ekspor karena tidak memiliki nilai tawar saat berhubungan dengan pembeli. Kapasitas dia memenuhi permintaan dia juga rendah. Makanya kita dorong dia bikin kelompok usaha, bikin usaha bersama, syukur-syukur bisa menjadi koperasi supaya kita kelompokkan dia menjadi kuat,” ujar Doddy dalam kegiatan Bincang Bareng Media (BBM) yang digelar secara hybrid, Jumat (30/9/2022).
Pendekatan kedua yang dilakukan adalah peningkatan kapasitas (capacity building). Mulai dari peningkatan kualitas produksi sehingga lebih baik dengan menghadirkan narasumber yang memang ahli di bidangnya.
“misalnya UMKM di sektor fashion, kita undang para ahli yang tahu bahan kain, desain dan lain-lain. Supaya makin baik kualitas produknya. Baik dari sisi bahannya mau pun desainnya,” kata Doddy.
Doddy yang sebelumya menjabat sebagai Kepala Departemen Internasional BI menilai, kelemahan produk UMKM sektor fashion di Sumut ada pada dua hal. Pertama, produk yang dihasilkan belum mampu menyesuaikan dengan perkembangan minat orang, padahal motif yang dihasilkan sudah banyak dan bervariasi. Dan kelemahan yang kedua itu adalah bahan yang digunakan belum sepenuhnya memberikan kenyamanan saat dipakai.
“Misalnya ulos. Jika digunakan hanya untuk keperluan adat saja, maka bisa dipastikan permintaannya tidak akan banyak. Jadi kalau kita ingin dia menjadi besar, tentunya kegunaannya harus semakin banyak,” ucap Doddy mencontohkan.
Tak hanya peningkatkan kapasitas dari sisi produksi, BI dilanjutkan Doddy juga konsern meningkatkan kapasitas dari sisi pengelolaan keuangan, karena ini nantinya akan berhubungan dengan akses ke perbankan atau lembaga pembiayaan yang lain.
“Jika pengelolaan keuangannya berantakan, siapa yang berani kasih kredit, karena gak jelas uang masuk dan uang keluar untuk apa,” sambungnya.
Dan strategi terakhir yang disiapkan BI adalah dukungan terhadap akses pembiayaan. Hal ini menurut Doddy sebenarnya sudah dipersiapkan pemerintah lewat Kredit Usaha Rakyat yang spesifik ditujukan untuk UMKM dan disalurkan lewat perbankan.
“Dan perbankan yang mendapat kuota menyalurkan KUR tentunya juga harus memastikan lembaga atau usaha yang menerima KUR memang layak dan mampu mengelola sehingga bisa meminimalisir kredit macet. Artinya, walau nilai KUR terus dinaikkan tetapi jika tidak diimbangi dengan jumlah UMKM yang layak menerima, yah percuma juga,” tegasnya. *(ika)