Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Banyak Agenda Penting, Pasar Keuangan Belum akan Banyak Berubah

Seorang warga menunjukkan uang kertas pecahan kecil. Di pekan ini kinerja pasar keuangan tidak akan banyak berubah meski ada banyak agenda penting.suaratani.com-dok

SuaraTani.com – Medan| Sejumlah negara Eropa akan merilis beberapa indikator data penting seperti pertumbuhan ekonomi maupun inflasi. 

Sejauh ini ekspektasinya lebih buruk dibandingkan dengan realisasi sebelumnya, bahkan beberapa negara Eropa seperti Polandia diperkirakan akan masuk dalam jurang resesi. 

Di sisi lain, laju tekanan inflasi di banyak negara Eropa yang diperkirakan akan lebih melandai meskipun inflasi secara keseluruhan masih terbilang tinggi.

Sementara itu, Gubernur Bank Sentral AS juga akan memberikan pernyataan selama sepekan kedepan secara bergantian, dimana pelaku pasar sangat menanti pernyataan Kepala The FED sendiri yang dijadwalkan pada Kamis dini hari. 

“Ditambah dengan estimasi pertumbuhan ekonomi AS kuartal ketiga yang diperkirakan akan membaik,” sebut analis keuangan Sumatera Utara  (Sumut), Gunawan Benjamin di Medan, Minggu (27/11/2022).

Dari tanah air, kata Gunawan, BPS akan merilis besaran laju tekanan inflasi selama November, yang diiperkirakan akan kembali melandai atau turun di bulan November ini (YoY). 

“Secara kesleuruhan pasar keuangan di pekan ini masih diperkirakan akan bergerak sideways, dimana pelaku pasar akan lebih banyak mengambil posisi wait and see,” terangnya.

Untuk kinerja mata uang rupiah, Gunawan menilai ada peluang untuk mengalami penguatan, jika merunut kepada kinerja USD Index yang sejak sepekan sebelumnya dalam tren penurunan, dan berada di kisaran level 106. 

Namun USD Index selama sepekan kedepan berpeluang bergerak dalam rentang 105.5 hingga 107 yang mengindikasikan bahwa rupiah bisa saja menguat di kisaran 15.600 – 15.750 per US dolarnya.

Untuk IHSG sendiri diperkirakan masih akan bergerak sideways dalam rentang 7.000 hingga 7.100. IHSG tidak akan banyak mengalami perubahan seiring dengan masih minimnya motor penggerak bursa belakangan ini. 

“Ditambah lagi bursa global juga masih berpeluang untuk mengalami tekanan seiring dengan kinerja emiten yang terganggu akibat kenaikan inflasi dan suku bunga acuan,” ucap Gunawan.

Untuk harga emas diperkirakan akan bergerak dalam rentang US$1.735 hingga US$1.800 per ons troy nya. Emas juga dipekirakan akan bergerak sideways seiring dengan minimnya sentimen pasar belakangan ini. 

“Akan tetapi pelaku pasar perlu meswapadai potensi fluktuasi pada pasar keuangan maupun harga emas pada tanggal 1 Desember nanti. Karena di saat itu ada banyak agenda ekonomi penting yang sangat berpegaruh pada perubahan arah pasar,” pungkasnya. *(ika)