Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Dinas TPH Sumut Latih Petani Kecamatan Meranti Asahan Buat Pupuk Organik

Seratusan petani pangan di Desa Gajah, Desa Sukajadi dan Desa Air Putih, Kecamatan Meranti Kabupaten Asahan diajarkan cara pembuatan pupuk organik cair, kompos, Biosaka dan pestisida nabati, Kamis (17/11/2022).suaratani.com-ist

SuaraTani.com –Asahan| Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Sumatera Utara (Sumut) kembali memberikan pelatihan pembuatan pupuk organik dan pestisida nabati kepada para petani.

Kali ini, giliran seratusan petani pangan di Desa Gajah, Desa Sukajadi dan Desa Air Putih, Kecamatan Meranti Kabupaten Asahan yang diajarkan cara pembuatan pupuk organik cair, kompos, Biosaka dan pestisida nabati, Kamis (17/11/2022).

“Jangan putus asa dengan harga pupuk dan pestisida yang saat ini mahal karena bapak dan ibu petani bisa memanfaatkan pupuk organik, biosaka dan pestisida nabati untuk pertanamannya,” papar Kepala Bidang Penyuluhan Dinas TPH Sumut, Sutarman.

Selama ini, kata Sutarman, para petani pangan dan hortikultura kerap menyepelekan keberadaan bahan alami yang bisa dimanfaatkan untuk membuat pupuk dan pestisida organic, mengingat para petani telah terbiasa menggunakan pupuk dan pestisida pabrikan berbahan kimia karena langsung terbukti pada tanamannya.

“Sehingga  saat harga pupuk pabrikan melambung tinggi, petani menjadi kebingungan,” sebut Sutarman.

Karena itu kata Sutarman, sejak beberapa tahun lalu, Dinas TPH Sumut sudah menyosialisasikan penggunaan pupuk organik. 

Hanya saja, baru kali ini momennya pas karena para petani seakan tidak memiliki pilihan, selain menggunakan pupuk organik dan pestisida nabati.

Untuk itu Ia berharap, pelatihan pembuatan pupuk organik ini bisa membantu para petani untuk tetap melakukan budidaya pertanian. 

Apalagi, pupuk organik juga akan membantu pemulihan lahan pertanaman yang sebelumnya ‘jenuh' dengan pupuk berbahan kimia. Selain itu, produk yang dihasilkan lebih sehat untuk dikonsumsi karena penggunaan bahan kimia bisa diminimalisir. 

“Satu hal penting lainnya, penggunaan bahan organik mengurangi biaya operasional, dan pada akhirnya mampu menambah pendapatan keluarga petani,” terangnya.

Kegiatan pelatihan ini disambut positif Anggota DPRD Sumut, Ebenezer Sitorus. Menurutnya, upaya yang dilakukan pihak Dinas TPH Sumut sangat membantu petani yang saat ini kesulitan mendapatkan pupuk dan pestisida berbahan kimia di pasaran.

“Bapak dan ibu petani harus memanfaatkan sebaik-baiknya kegiatan pelatihan ini agar tetap bisa bertanam sekaligus meningkatkan pendapatan keluarga,” ujar Anggota Komisi B DPRD Sumut ini.

Pihaknya juga berencana melatih 1.000 petani untuk membuat pupuk organik pada tahun 2023. Tujuannya agar petani bisa mandiri dalam memenuhi kebutuhan pupuk dan pestisida untuk pertanamannya.

“Kegiatan ini sangat bermanfaat untuk petani kita,” tegasnya.

Di sela kegiatan, Kepala Seksi Ketenagaan Penyuluh Bidang Penyuluhan Dinas TPH Sumut, Fredy Amrin Siregar, menjelaskan, pembuatan pupuk organik yang diajarkan kepada para petani adalah kompos, pupuk organik cair, pestisida nabati dan elisitor bernama Biosaka. 

Biosaka terbuat dari rerumputan atau pun dedaunan dicampur air yang dihancurkan sebelum diaplikasikan ke tanaman.

“Rerumputan yang dijadikan bahan pembuatan pupuk Biosaka harus sehat dan tidak tercampur bahan kimia serta diketahui masa pertumbuhan rumput berada di fase vegetatif atau generatif,” urainya.*(ika)