Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Tak Banyak Agenda Ekonomi, Investor Disarankan Transaksi Jangka Pendek

Seorang warga menunjukkan uang kertas rupiah. Di pekan ini kinerja mata uang rupiah diperkirakan menguat seiring melunaknya sikap The FED dalam menaikkan suku bunga acuan.suaratani.com-dok

SuaraTani.com – Medan| Kinerja pasar keuangan pada akhir pekan sebelumnya menunjukan bahwa terjadi penguatan yang cukup signifikan pada mata uang rupiah. 

Rupiah ditransaksikan di kisaran level 15.400 per US dolarnya. Salah satu pemicu penguatan mata uang rupiah dikarenakan sikap The FED yang melunak dalam menaikkan suku bunga acuan kedepan, sehingga membuat USD Index juga anjlok dikisaran 104. 

“Anjloknya USD Index tersebut memberikan angin segar, dan sementara mengikis kekuatiran kita terkait dengan kemungkinan rupiah yang melemah ke level 16 ribu per US dolar sebelumnya. Penguatan rupiah tersebut selama sepekan kedepan juga relatif akan terjaga,” ujar analis keuangan Sumatra Utara (Sumut), Gunawan Benjamin di Medan, Senin (5/12/2022).

Bank Indonesia sendiri  menurut Gunawan akan merilis cadangan devisa yang masih akan belum beranjak jauh dari posisi US$130 miliar. Dan data tersebut juga tidak akan berpengaruh besar pada kinerja mata uang rupiah. 

Rupiah diproyeksikan berpeluang bergerak dalam rentang 15.350 hingga 15.500 di pekan ini. Rupiah berpeluang menguat terbatas, karena data ketanaga-kerjaan di AS pada akhir pekan kemarin menunjukan pemulihan.

Yang artinya adalah bahwa Bank Sentral AS bisa saja memiliki probabilitas untuk kembali agresif menaikkan bunga acuan. 

Meski demikian, Gunawan menilai untuk sementara waktu, The FED masih akan tetap sama dengan testimoni yang terakhir. 

“Tetapi respon pasar terkait data tenaga kerja yang membaik justru menekan kinerja indeks bursa di AS pada akhir pekan kemarin,” katanya.

Bagi IHSG, tekanan pada bursa di luar tidak harus selalu berakhir dengan tekanan pada kinerja indeks bursa di tanah air. Justru yang terjadi adalah IHSG bisa saja bergerak anomali seperti yang terjadi dipekan sebelumnya. 

IHSG justru sempat anjlok dibawah level 7.000 meskipun pada akhirnya mampu ditutup di atas level psikologis 7.000.

Dan selama sepekan kedepan, IHSG masih berpeluang untuk bergerak dalam rentang 7.000 hingga 7.075. Meskipun pelaku pasar perlu untuk mewaspadai kemungkinan terjadinya koreksi di bawah level psikologis 7.000. 

Sejauh ini, selama sepekan kedepan juga tidak ada agenda ekonomi besar yang benar benar mampu menggerakan pasar ke arah tertentu.

Beberapa agenda penting dari negara lain berpotensi merealisasikan pemburukan data. Meskipun hal tersbeut belum sepenuhnya akan jadi sentimen negatif bagi kinerja pasar keuangan. 

“Jadi pekan ini sebaiknya lebih banyak menggunakan analisis teknikal, dan bertransaksi dalam ritme jangka pendek,” ucap Gunawan menyarankan.

Sementara itu harga emas diproyeksikan akan kesulitan untuk menembus level psikologis US$1.800 per ons troy. Seiring dengan minimnya sentimen selama sepekan kedepan, harga emas diperkriakan akan bergerak dalam rentang US$1.735 hingga US$1.800 per ons troy nya. *(ika)