Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Ini yang Harus Diwaspadai Kepala Daerah Saat Perekonomian Mulai Melambat

Seorang petani karet menyadap pohon karet miliknya. Di tahun ini, harga komoditas termasuk karet mengalami penurunan.suaratani.com-ist

SuaraTani.com – Medan| Wilayah kabupaten di sekitar Danau Toba khususnya Toba dan Samosir serta Kota Medan mendapatkan manfaat besar dari kehadiran F1H2O yang terselenggara pada 24-26 februari ini. 

Meskipun pagelaran tersebut bersifat temporer, akan tetapi tentunya di saat momen tersebut, ekonomi masyarakat bergerak dan akan menjadi salah satu motor penggerak ekonomi masyarakat terdampak di kuartal pertama tahun 2023 ini.

Akan tetapi, menurut pemerhati ekonomi Sumatera Utara (Sumut), Gunawan Benjamin, ada hal yang perlu diwaspadai, yakni penurunan harga komoditas seperti sawit, karet, kopi di wilayah ini. 

Karena itu, Gunawan menyarankan agar kepala daerah memahami dengan benar apa yang menjadi motor penggerak ekonomi di wilayahnya. 

“Misalkan, untuk wilayah Toba dan Samosir, selain pertanian ada juga jasa pariwisata maupun perhotelan yang menjadi motor penggerak ekonominya,” kata Gunawan Benjamin di Medan, Selasa (21/2/2023).

Selanjutnya kata Gunawan, para kepala daerah dapat melihat proyeksi bagaimana pertumbuhan ekonominya selama setahun yang akan datang dengan meletakkan sejumlah proyeksi. 

Sebaiknya proyeksi tersebut di luar anggaran yang dtetapkan dalam bentuk anggaran belanja rutin pemerintah daerah itu sendiri.

Misalkan perhotelan tentunya berpeluang untuk turun kinerjanya dibandingkan dengan tahun sebelumnya. 

Atau industri pengolahan yang berpeluang untuk mengalami perlambatan seiring dengan penurunan harga komoditas. Atau wilayah yang memiliki kombinasi baik industri barang dan jasa juga ada sektor pertaniannya.

“Sedangkan Sektor pariwisata akan lebih banyak mengandalkan faktor musim liburan, dan kurang bisa diandalkan dengan berharap dari daya beli masyarakat, sementara produksi barang dan jasa juga berpeluang mengalami perlambatan kecuali telekomunikasi,” ujarnya.

Secara keseluruhan, lanjut Gunawan, ia melihat ada potensi perlambatan di hampir semua wilayah kabupaten/kota. 

Dimana Medan, Deliserdang, Langkat, Simalungun, Asahan dan Batubara yang akan berpeluang mengalami perlambatan paling besar dibandingkan kinerjanya di tahun kemarin. 

Di wilayah ini diperkirakan akan tumbuh melambat dalam rentang 3.2% hingga 4%, karena ekonominya ditopang oleh banyak industri yang terpapar perlambatan ekonomi nasional maupun resesi global.

Sementara wilayah lainnya yang banyak mengandalkan sektor pertanian khususnya perkebunan berpeluang mengalami stagnasi, dengan kecenderungan melambat dengan kecepatan yang lebih kecil dari tahun sebelumnya, dimana tahun ini akan tumbuh dikisaran 3% hingga 3.6%. 

Dan untuk wilayah yang mengandalkan sektor pertanian khususnya tanaman pertanian diluar perkebunan, tetap berpeluang melambat tetapi meskipun lebih resilen dikisaran 3%.

“Semua perlambatan ini bisa minimalisir, salah satu yang paling mungkin adalah dengan melakukan belanja anggaran secapat mungkin, dan yang kita harapkan adalah multiplier efeknya,” pungkasnya. *(ika)