
SuaraTani.com – Medan| Pertumbuhan ekonomi China di kuartal pertama tahun 2023 ini diproyeksikan akan membaik jika dibandingkan dengan tahun kemarin yang sebesar 2.9%.
Sejauh ini menurut Analis Keuangan Sumatera Utara (Sumut), Gunawan Benjamin, perkiraan paling optimis ekonomi China akan tumbuh 4% YoY di kuartal pertama tahun ini.
“Membaiknya data perekonomian di China akan menjadi salah satu pendorong membaiknya kinerja indeks bursa saham di Asia,” sebutnya di Medan, Minggu (16/4/2023).
Di sisi lain, kata Gunawan, akan ada beberapa agenda penting yang akan menjadi fokus perhatin pasar di pekan ini.
Salah satunya adalah rapat dewan gubernur Bank Indonesia, dan rilis data neraca perdagangan bulan Maret.
Untuk besaran bunga acuan Bank Indonesia, diproyeksikan BI akan tetap mempertahankan besarannya di level 5.75%.
Sementara untuk neraca dagang RI diperkirakan akan menyusut dari posisi bulan Februari sebesar US$5.5 miliar menjadi US$4 miliar.
Kedua agenda penting tersebut diperkirakan tidak akan banyak memberikan pengaruh besar terhadap pasar keuangan.
Pasar akan lebih mencermati data neraca perdagangan yang trennya mengecil tersebut. Karena data tersebut akan lebih banyak dijadikan sebagai tolak ukur dalam melihat tren perkembangan dagang belakangan ini.
Akan tetapi, pasar keuangan di tanah air akan memasuki libur panjang pada hari Rabu mendatang. Sehingga hanya menyisakan perdagangan 2 hari selama pekan ini.
Sementara itu sejumlah agenda ekonomi di negara lain pada pekan ini diperkirakan akan lebih memberikan tekanan pada pasar keuangan global.
“Sehingga saya melihat pasar keuangan di tanah air akan lebih banyak mengalami tekanan dibandingkan dengan sebaliknya. Musim libur panjang pada Rabu hingga Selasa depan akan lebih banyak pelaku pasar mengantisipasi beberapa kemungkinan yang akan terjadi. Seperti sikap pejabat Gubernur Bank Sentral AS yang belakangan justru bernada hawkish serta beberapa agenda serta variable lain yang sulit diproyeksikan,” tuturnya.
Dikatakannya, mata uang rupiah dan IHSG rentan mengalami koreksi terbatas di pekan ini. Sementara harga emas juga akan rehat dari tren kenaikannya dan berpeluang untuk mengalami koreksi terlebih dahulu. Rupiah berpeluang bergerak dalam rentang 14.650 hingga 14.800, sementara IHSG masih berpeluang terkorksi dikisaran 6.730.
Sementara harga emas diproyeksikan akan berkonsolidasi dikisaran US$2.000 per ons troynya, namun potensi terkoreksi hingga ke level US$1.975 masih cukup terbuka.
“Kinerja pasar keuangan global selama liburan tetap akan terus menjadi pantauan dan diperhitungkan, baik untuk memasuki libur panjang atau justru saat pasar dibuka nanti setelah libur panjang,’ pungkasnya. *(ika)