Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Inilah Penyebabnya Biaya Rumah Sakit di Indonesia Mahal, Cek Faktanya

Kunjungan Kerja BURT DPR RI ke RS Columbia Asia Medan, Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara, Senin (11/3/2024). suaratani - ist

SuaraTani.com - Medan| Anggota Badan Urusan Rumah Tangga (BURT) DPR RI Sadarestuwati mengatakan biaya peralatan medis yang tinggi di Indonesia membuat biaya rumah sakit menjadi mahal. 

Hal ini mengingat adanya perbedaan harga peralatan medis antara Indonesia, Malaysia, dan Singapura disebabkan oleh pajak yang tinggi di Indonesia.

"Pemerintah yang harus hadir di sini," kata Sadarestuwati dalam keterangannya dikutip Rabu (13/3/2024).

Sebelumnya, ia mengikuti Kunjungan Kerja BURT DPR RI ke RS Columbia Asia Medan, Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara, Senin (11/3/2024).

Menurut keterangan General Manager (GM) RS Colombia Medan, kata Sadarestuwati, pajak peralatan rumah sakit sangat tinggi. 

Kalau di Malaysia, harga satu unit peralatan katakanlah itu Rp250 juta, di sini bisa Rp450 juta bahkan lebih. 

"Artinya apa, untuk menekan biaya ini tidak bisa. Disinilah pemerintah harus hadir," kata Sadarestuwati.

Ia juga menyoroti perlunya kebijakan pajak yang lebih tepat terutama untuk peralatan medis yang digunakan melayani masyarakat. 

Sadarestuwati menekankan bahwa pemerintah harus memastikan bahwa tidak hanya barang-barang mewah yang dikenakan tarif pajak tinggi.

Tetapi juga peralatan medis yang digunakan untuk kepentingan publik harus diberikan perlakuan pajak yang lebih ringan.

"Kalau barang mewah sangat wajar diberika tarif pajak yang tinggi. Tetapi ini untuk melayani masyarakat yang harus diturunkan pajaknya. Sehingga masyarakat bisa menikmati," jelasnya..

Politisi Fraksi Partai PDI-Perjuangan ini juga menyoroti pentingnya pelayanan kesehatan yang berkualitas dan tidak menimbulkan ketakutan pada pasien. 

Rumah sakit juga seharusnya tidak mengambil keuntungan dari ketakutan pasien, melainkan memberikan pelayanan yang baik dan mengedepankan kepentingan masyarakat.

"Tetapi juga satu lagi, pelayanan harus bagus. Jangan dokter-dokter itu kemudian menakut-nakutin. Ini nanti umurnya tinggal sekian, ini nanti harus berobatnya begini. Jangan kemudian rumah sakit justru akan mengambil keuntungan, ketika ada ketakutan dari pasien," ujarnya.

Ia berharap, adanya kebijakan yang progresif dan kepedulian pemerintah, Indonesia dapat meraih kemajuan dalam sektor kesehatan yang sejajar dengan negara-negara lain di kawasan.

"Saya yakin jaminan kesehatan di Indonesia akan bisa berjalan dengan baik. Kalau negara lain bisa membebaskan kesehatan, untuk Indonesia sendiri saya yakin pasti bisa. Kalau pemerintah niat dan mau untuk membuat kebijakan yang pro dengan rakyat," pungkasnya. * (jasmin)