Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Pemerintah Harusnya Bisa Mengantisipasi Permasalahan Inflasi Pangan

Harga beras saat ini masih bertahan tinggi. Pemerintah harusnya bisa mengantisipasi permasalahan inflasi pangan. suaratani - ist

SuaraTani.com - Jakarta| Anggota Komisi XI DPR RI dari Fraksi PKS Junaidy Auly menyoroti permasalahan inflasi pangan saat ini, terutama harga beras yang bertahan tinggi. 

Menurut Junaidy, Pemerintah mestinya bisa mestinya bisa mengantisipasi permasalahan tersebut dengan pendekatan jangka pendek dan jangka panjang.

Untuk jangka pendek, seperti melakukan impor dan intervensi dalam bentuk operasi pasar serta pemantauan alur distribusi pada level pusat dan daerah saja.

Pendekatan jangka panjang adalah melaksanakan manajemen pengendalian inflasi dan perbaikan dari hulu sampai hilir. Terutama terhadap gejolak inflasi komoditas pangan.

“Kolaborasi dalam penyusunan kebijakan dan pelibatan aktif seluruh stakeholder menjadi kunci utama tercapainya efektivitas pengendalian inflasi pangan yang berkelanjutan," jelasnya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (11/3/2024).

Junaidi mengatakan, penjelasan Pemerintah bahwa perekonomian Indonesia cukup solid. Nyatanya tidak mampu mengantisipasi inflasi atas kenaikan harga beras di Indonesia saat ini.

“Terlebih Indonesia merupakan negara agraris yang dalam tiga tahun belakangan ini diklaim dalam kondisi perekonomian yang cukup solid dan terkendali. Meskipun dihadapkan pada fluktuasi perekonomian dunia,” ungkap politisi dari Dapil Lampung II ini.

Dikatakannya, pada 22 Februari 2024, Kementerian Keuangan mengatakan, kinerja APBN 2024 tetap kuat dan adaptif mengantisipasi risiko. 

Seperti pada periode tahun 2023 disebutkan ekonomi Indonesia tumbuh relatif kuat mencapai 5,05 persen.

“Di bulan Januari 2024 Neraca perdagangan Indonesia masih tetap mencatatkan surplus sebesar USD2,02 miliar. Di awal tahun 2024, APBN mencatatkan kinerja yang baik dengan realisasi Belanja Negara mencapai Rp184,2 triliun (5,5 persen pagu APBN),” jelas Junaidy.

Namun menariknya, kata dia, gejolak inflasi volatile foods berada pada kisaran 1,53 (mtm), 8,47 (yoy), atau 1,54 (ytd) ditengah kondisi Inflasi domestik yang dinilai relatif terjaga mencapai 2,57 (yoy).

“Apalah artinya perekonomian tumbuh, neraca perdagangan Indonesia surplus dan kinerja APBN 2024 tetap kuat. Ketika masyarakat Indonesia yang hidup di negeri agraris ini mengalami permasalahan harga pangan yang tinggi dan stok pangan yang tidak cukup,” tutup Junaidy. *