Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Total Transaksi Komoditi Syariah di ICDX Capai Rp1,2 Triliun, Bukti Makin Diminati

ICDX menggelar Talk Show bertajuk “Menjelajahi Dinamika Komoditi Syariah: Peluang dan Tantangannya di Indonesia”, Senin (18/3/2024) di Jakarta. suaratani - ist

SuaraTani.com - Jakarta| Transaksi Komoditi Syariah di Indonesia Commodity & Derivatives Exchange (ICDX) atau Bursa Komoditi dan Derivatif Indonesia (BKDI) makin diminati. 

Sejak pertama kali transaksi di tahun 2021, hingga saat ini jumlah peserta dan transaksi terus mengalami peningkatan. 

"Data hingga saat ini, jumlah peserta transaksi komoditi syariah di ICDX mencapai 8 peserta Lembaga Keuangan Syariah," kata Direktur Utama ICDX, Nursalam.

Nursalam menyampaikan itu di sela-sela Talk Show yang bertajuk “Menjelajahi Dinamika Komoditi Syariah: Peluang dan Tantangannya di Indonesia”, Senin (18/3/2024) di Jakarta.  

Beberapa lembaga keuangan yang telah menjadi peserta transaksi komoditi syariah meliputi Bank Syariah Indonesia, Bank Jabar Banten Syariah, Bank Mega Syariah.

Unit Usaha Syariah PT Bank Cimb Niaga, Unit Usaha Syariah PT Bank Maybank Indonesia, CIMB Niaga Auto Finance, PT Bank Maybank Indonesia Tbk, dan PT CIMB Niaga Auto Finance.

Peningkatan jumlah peserta transaksi komoditi syariah ini juga berbanding lurus dengan nilai transaksi yang terjadi. Di tahun 2024 sampai dengan Februari, total transaksi komoditi syariah di ICDX mencapai Rp224 miliat. Yang dimanfaatkan untuk subrogasi. 

Sebagai catatan, di tahun 2023 total transaksi komoditi syariah di ICDX mencapai Rp1,2 triliun dan di tahun 2022 tercatat transaksi sebesar Rp785 miliar.

“Kami optimis kedepan transaksi komoditi syariah akan terus berkembang dan mengalami pertumbuhan signifikan," kata Nursalam. 

Dikatakannya, Indonesia dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia tentunya akan menjadi salah satu faktor pendorong utama terkait peningkatan transaksi komoditi syariah. 

Selain itu, dari sisi internal, ICDX akan terus memberikan kemudahan bagi pihak-pihak yang akan melakukan transaksi komoditi syariah melalui bursa. 

"Untuk tahun 2024 ini, kami targetkan transaksi komoditi syariah mencapai Rp2,5 triliun atau tumbuh 100% dibandingkan tahun 2023," jelasnya.

Sebagai informasi, transaksi komoditi syariah di ICDX masih baru dimanfaatkan 2 jenis transaksi oleh bank syariah. Yaitu transaksi SiKA atau transaksi Sertifikat Perdagangan Komoditi Berdasarkan Prinsip Syariah (SiKA), serta Subrogasi. 

SiKA sendiri adalah sertifikat yang diterbitkan oleh Bank Umum Syariah (BUS) atau Unit Usaha Syariah (UUS). Sebagai bukti pembelian atas kepemilikan Komoditi yang dijual oleh Peserta Komersial dengan pembayaran tangguh atau angsuran berdasarkan akad Murabahah. 

SiKA dijadikan sebagai bukti kesepakatan untuk membayar kepada Peserta Komersial secara tangguh atau angsuran.  

Sedangkan Subrogasi merupakan terobosan produk pembiayaan bersama yang memungkinkan dilakukannya pengalihan piutang pembiayaan murabahah kendaraan bermotor. Baik mobil maupun sepeda motor dari perusahaan multifinance ke bank sesuai dengan prinsip syariah. * (junita sianturi)