SuaraTani.com - Deliserdang| Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melalui Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan memberikan Bantuan Pasang Baru Listrik (BPBL) untuk 2.766 Rumah Tangga (RT) tidak mampu di Provinsi Sumatera Utara (Sumut) untuk tahun anggaran 2024.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 562 diberikan kepada warga tidak mampu di Kabupaten Deliserdang yang tersebar di 12 kecamatan mendapatkan pasang baru listrik tersebut.
Acara Penyalaan Pertama Program BPBL dilakukan, Senin, (30/9/2024), di Deliserdang.
Direktur Jenderal Ketenagalistrikan yang diwakili oleh Kepala Bagian Umum Wiwid Muljadi mengatakan, BPBL merupakan salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan Rasio Elektrifikasi dan membantu masyarakat memperoleh akses listrik.
"Hingga Juni 2024, Rasio Elektrifikasi (RE) di Indonesia telah mencapai 99,81%, dan masih terdapat 0,19% rumah tangga belum berlistrik yang sebagian besar tersebar di wilayah 3T," jelas Wiwid.
Untuk Provinsi Sumut kata dia, telah ditetapkan penerima BPBL sebanyak 2.766 rumah tangga dan akan terus ditingkatkan secara bertahap hingga sesuai dengan target sebesar 6.505 rumah tangga tidak mampu.
Anggota Komisi VII DPR RI Hendrik H. Sitompul mengatakan, banyak masyarakat Deliserdang yang belum punya instalasi listrik sendiri.
Ia meminta kepada PLN untuk terus aktif mendata masyarakat yang perlu dan berhak mendapatkan listrik.
"Program baru ini tidak hanya pasang baru listrik, tetapi juga penerangan lampu jalan. Masyarakat bahagia sekali ada program pasang barunya. Untuk PLN, kejarlah masyarakat yang belum masuk arus listriknya, bekerjasama mendata dengan kepala desa setempat," ujar Hendrik.
Sementara Staf Ahli Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Pembangunan Pemerintah Kabupaten Deliserdang, Syahrifah Alwiyah mengatakan, program ini sebagai upaya pemerataan akses listrik ini sangat penting.
"Kami mengucapkan terima kasih kepada Kementerian ESDM, PLN, serta Komisi VII DPR atas implementasi program ini di Deliserdang. Sehingga masyarakat yang menerima manfaatnya dapat meningkatkan taraf hidup dan bisa lebih produktif untuk kehidupan sehari-harinya," jelas Syahrifah.
Staf Ahli Direksi Retail dan Niaga PT PLN (Persero) Chairuddin menyatakan, PLN berkomitmen mendukung program BPBL sebagai pemerataan akses listrik ke seluruh masyarakat khususnya masyarakat yang terdaftar dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).
"Ini adalah salah satu dukungan nyata BUMN mengejar rasio elektrifikasi 100 persen. PLN siap bekerjasama dengan seluruh stakeholder dan mitra strategis untuk mengejar rasio elektrifikasi hingga 100 persen," ungkap Chairuddin.
Seorang penerima manfaat dari program BPBL, Linda (52), mengaku bahwa selama dua puluh tahun lebih menggunakan lampu templok untuk penerangan rumahnya, sampai atap jerami di rumahnya menghitam karena asap lampu teplok.
"Lampu teplok kek mana kalau malam mau belajar anak-anak berebutan. Senang sekali hatiku karena dulu mau masang (instalasi listrik) pun tak bisa. Sekarang sudah terang," ujar ibu 7 anak ini dengan mata berkaca-kaca.
Sehari-hari Linda dan suaminya menjadi buruh tani musiman untuk menanam kacang tanah, ubi, dan jagung. Ia tak punya biaya untuk memasang listrik sendiri. * (wulandari)