Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Bapanas Usulkan 16,10 Triliun untuk Perkuat Ketahanan Pangan Nasional 2026

Bapanas mengusulkan anggaran sebesar Rp16,10 triliun untuk tahun 2026. foto: ist

SuaraTani.com - Jakarta| Untuk memperkuat ketahanan pangan nasional dan memastikan program bantuan pangan serta stabilisasi harga berjalan lebih terencana, Badan Pangan Nasional (Bapanas) mengusulkan anggaran sebesar Rp16,10 triliun untuk tahun 2026. 

Usulan tersebut mencakup tambahan anggaran Rp16,02 triliun dan pagu indikatif yang telah ditetapkan sebesar Rp79,42 miliar.

Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi menegaskan pentingnya penganggaran sejak awal tahun agar pelaksanaan program tidak lagi bersifat reaktif. 

Selama ini, pengajuan anggaran untuk program bantuan pangan dan Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) kerap dilakukan setelah kondisi di lapangan terjadi, sehingga membutuhkan waktu dalam proses eksekusinya.

"Terkait bantuan pangan dan SPHP, pengajuannya selama ini selalu berdasarkan kondisi di lapangan dan itu memakan waktu. Idealnya, program seperti ini sudah dianggarkan dari awal. Misalnya, berapa stok beras Bulog atau Cadangan Beras Pemerintah yang bisa langsung dikeluarkan," jelas Arief dalam siaran pers, Jumat (11/7/2025) di Jakarta.

Sebelumnya, Arief menghadiri Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi IV DPR RI, Kamis (10/7/2025) di Senayan, Jakarta. 

Arief mengungkapkan, untuk kebutuhan stabilisasi harga, dibutuhkan sekitar 1,5 juta ton beras per tahun. Sementara untuk bantuan pangan, kebutuhan per bulan bisa mencapai 180.000 ton. Karena itu, perencanaan yang matang sangat dibutuhkan.

Dengan anggaran yang disusun dari awal, intervensi bisa dilakukan lebih cepat. Misalnya harga naik lebih dari 10 persen selama tujuh hari, Bulog bisa langsung bergerak tanpa menunggu persetujuan tambahan anggaran.

"Tugas kami menyampaikan usulan terbaik. Jika nantinya ada kebijakan lain yang lebih prioritas, kami akan ikut. Tapi setidaknya,  sudah kami sampaikan ke Kementerian Keuangan, DPR, dan Menko Pangan," jelas Arief.

Terkait mekanisme peruntukan SPHP, Arief menegaskan bahwa stok Cadangan Beras Pemerintah yang dikelola Bulog harus digerakkan untuk menjaga harga tetap stabil. 

Stok beras Bulog per 10 Juli 2025 mencapai 4,2 juta ton. Angka ini sangat cukup untuk melakukan intervensi stabilisasi. 

“SPHP itu untuk intervensi stabilisasi harga. Ketika harga naik, stok di Bulog harus digunakan. Bantuan pangan juga bagian dari intervensi pemerintah. Dan kalau ada bencana, stok itu juga harus siap,” ujarnya. 

Ketua Komisi IV DPR RI, Titiek Soeharto dalam RDP tersebut menilai usulan anggaran Bapanas akan sangat strategis dalam memperkuat ketahanan pangan nasional ke depan.

“Besar harapan kami agar anggaran ini benar-benar mendukung pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat secara berkelanjutan serta memperkuat ketahanan pangan nasional,” ujar Titiek Soeharto. * (putri)