Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Semester I-2025, Realisasi Serapan Pupuk Subsidi di Sumut 190.152,25 Ton

Realisasi serapan pupuk bersubsidi di tingkat petani Provinsi Sumatera Utara (Sumut) hingga Semester I-2025 berkisar 190.152,25 ton. foto: ist

SuaraTani.com - Medan| Realisasi serapan pupuk bersubsidi di tingkat petani Provinsi Sumatera Utara (Sumut) hingga Semester I-2025 berkisar 190.152,25 ton. 

Jumlah tersebut terdiri dari pupuk Urea sebesar 85.060,90 ton, NPK sebesar 101.681,45 ton, NPK Formula Khusus sebesar 680,90 ton dan pupuk organik sebesar 2.729 ton.

"Jumlah tersebut masih sangat rendah dibanding alokasi kebutuhan pupuk subsidi menurut SK Kepala Dinas KPTPH No 521.3/72.44/SAPRA sebanyak 537.416 ton," kata Kepala Bidang Sapras Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura (KPTPH) Sumut, Heru Suwondo, Kamis (10/7/2025) di Medan.

Menurut Heru yang didampingi Fungsional Analis Prasarana dan Sarana, Pertanian Ahli Muda, Desa Mandasari, alokasi pupuk subsidi untuk tahun 2025 mengalami peningkatan yang signifikan dibanding tahun-tahun sebelumnya.

"Tahun ini total alokasi pupuk subsidi yang kita terima dari pusat sebesar 537.416 ton. Yang terdiri dari pupuk Urea sebanyak 229.975 ton, NPK sebanyak 256.166 ton, NPK Formula Khusus sebanyak 5.230 ton dan pupuk organik sebanyak 46.045 ton," jelas Heru.

Kenaikan alokasi yang signifikan itu juga menurut Heru, yang menyebabkan serapan pupuk di Sumut secara persentasi terlihat sedikit. 

Seperti Urea bila dipersentasikan serapannya selama semester I-2025 atau Januari hingga Juni 2025 hanya 38,99%, NPK 39,69%, NPK Formula Khusus 13,02% dan organik 5,93%.

"Namun secara kuantitas atau volume bisa dibilang serapan pupuk subsidi kita sudah besar apalagi pupuk NPK mencapai 11.681,45 ton," kata Heru.

Heru tidak menampik, lemahnya daya beli petani akibat kondisi ekonomi global yang mengalami krisis juga menjadi salah satu pemicu serapan pupuk subsidi di tingkat petani rendah.

Begitupun, Heru optimis serapan pupuk subsidi di semester kedua tahun 2025 akan meningkat.

"Serapan pupuk subsidi biasanya jauh lebih banyak di pertanaman kedua atau musim tanam (MT) II tiap tahunnya. Tanaman banyak di MT kedua karena didukung dengan curah hujan yang tinggi," kata Heru. * (junita sianturi)