SuaraTani.com - Medan| Kepala Bulog Divre Sumatera Utara (Sumut) Budi Cahyanto membantah pihaknya membeli gabah petani di Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai) dengan harga Rp6.250-6.300 per kg.
Sementara harga pokok penjualan (HPP) gabah petani yang ditetapkan pemerintah sebesar Rp6.500 per kg untuk gabah kering panen (GKP).
"Tim kami sedang ke lokasi di Sergai untuk mengkonfirmasi ke petani langsung. Karena kami tidak mungkin membeli GKP di bawah Rp6.500 per kg," kata Budi ketika dikonfirmasi melalui Aplikasi WhatsApps, Kamis (28/8/2025) di Medan.
Menurut Budi, ketentuan HPP dari Pemerintah sejak Januari 2025 sampai sekarang belum ada perubahan yaitu Rp6.500/kg GKP di tingkat petani.
Budi juga menegaskan, Bulog siap jaga harga petani dengan harga sesuai ketentuan pemerintah yaitu HPP Gabah Kering Panen (GKP) di tingkat petani Rp6.500/kg di seluruh wilayah Sumut.
Budi mengatakan, total gabah petani Sumut yang sudah diserap sejak Januari 2025 sebanyak 32.000 ton GKP. Sementara untuk yang panen sekarang (Agustus-red) sudah 210 ton GKP.
Dari pemberitaan yang beredar, para petani di sejumlah daerah di Sumut mengeluhkan harga pembelian gabah mereka yang dibeli Bulog hanya Rp6.250 hingga Rp 6.300 per kilogram.
Ini diakui Zulpan (35), seorang petani di Desa Pematang Cermai, Kecamatan Tanjung Beringin, Sergai. Kepada wartawan, Zulpan yang ditemui saat panen menuturkan, harga gabah siap panen dengan sabitan treser atau komben, dijual kepada Bulog dengan harga Rp6.350/kg.
Sedang harga jual kepada agen lainnya hanya Rp6.250/kg.
"Kalau gabah yang dipanen dengan alat odong-odong, dibeli Bulog Rp6.450/Kg. Kalau dijual kepada pihak agen yang lain harganya hanya Rp6.400/Kg," kata Zulfan, Senin (25/8/2025).
Hal tersebut membuat petani sangat kecewa yang seharusnya Bulog betugas dan menjaga keputusan pemerintah, tapi justru Bulog Sumut yang melanggar keputusan pemerintah itu sendiri.
Pengakuan yang sama disampaikan Darianto (40), petani lainnya di Desa Nagur, Kecamatan Tanjung Beringin, Sergai, Provinsi Sumut.
Darianto mengaku menjual gabah hasil dipanennya ke Bulog hanya Rp6.250/Kg yang menggunakan alat sabit komben. Sedang gabah yang dipanen dengan alat odong-odong diambil agen lain Rp6.400/Kg.
Pengakuan para petani di Kabupaten Sergai terkait dugaan kecurangan Bulog Sumut membeli gabah petani siap panen di bawah harga standar pemerintah, disesalkan berbagai elemen masyarakat.
Bulog Sumut juga diduga berkontribusi besar terhadap kenaikan harga beras hingga sulit dijangkau masyarakat.
“Kalau benar pengakuan para petani tersebut, Bulog membeli gabah siap panen petani di bawah harga yang ditetapkan pemerintah, ini kesalahan besar,” tegas Abyadi Siregar, Kepala Ombudsman RI Perwakilan Sumut periode 2013-2018 dan 2018-2023, Kamis (28/8/2025).
Pemerintah sebetulnya sudah menetapkan harga gabah siap panen sebesar Rp6.500/Kg. Ini sesuai Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 6 tahun 2025 tentang Pengadaan dan Pengelolaan Gabah/Beras Dalam Negeri Serta Penyaluran Cadangan Beras Pemerintah.
Melalui Inpres ini, juga telah ditetapkan Harga Eceran Tertinggi (HET) beras jenis medium sebesar Rp13.100/Kg. Akan tetapi, hingga saat ini, harga beras di pasaran melonjak sangat tinggi dan sulit dijangkau masyarakat. Bahkan mencapai Rp15.000-Rp17.000/Kg.
Abyadi Siregar sangat menyesalkan adanya kejahatan Bulog Sumut yang membeli gabah siap panen petani di bawah harga yang telah ditetapkan pemerintah.
“Saya berharap, masalah ini jangan dibiarkan. Semua elemen masyarakat harus mengawasi kejahatan Bulog ini,” tegas Abyadi Siregar yang juga Direktur MATA Pelayanan Publik tersebut. * (junita sianturi)