Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Balitbu Tropika Perbanyak Benih Sumber dan Benih Sebar Pisang INA-03

 

Pisang INA-03 (Indonesia-03) merupakan pisang hibrida pertama di Indonesia. Pisang ini merupakan hasil persilangan antara pisang Ketan-01 dan Calcuta-4. suaratani.com - ist

SuaraTani.com – Solok| Kementerian Pertanian (Kementa)  mengembangkan potensi buah lokal, diantaranya  pisang buah tropis yang digemari masyarakat Indonesia.

Berbagai pemuliaan tanaman pisang dilakukan oleh Balitbangtan di Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika (Balitbu Tropika) hingga dihasilkan kultivar unggul. Beberapa pisang kultivar unggul dari Balitbu Tropika antara lain Kepok Tanjung dan INA-03. Keduanya disebut memiliki sifat toleran terhadap penyakit.

Pisang INA-03 (Indonesia-03) merupakan pisang hibrida pertama di Indonesia. Pisang ini merupakan hasil persilangan antara pisang Ketan-01 dan Calcuta-4.

“Calcuta-4 merupakan pisang liar yang berbiji tetapi memiliki sifat tahan terhadap penyakit layu fusarium. Pisang Ketan-01 adalah pisang komersial umumnya dimanfaatkan sebagai pisang olah. Persilangan antara keduanya menghasilkan keturunan yang lebih baik dari pada kedua induknya,” papar Peneliti Pemuliaan Balitbu Tropika, Edison dalam siaran pers yang diterima SuaraTani.com, Jumat (12/2/2021). 

Sebelumnya, Bincang Buah Tropika yang dilakukan secara daring, Rabu (10/2/2021), Edison mengatakan, pisang INA-03 memiliki karakteristik unggul. Secara fisik, tinggi tanamannya sekitar 1,75 – 2 meter sehingga mudah dipanen. 

Selain itu, pisang INA-03 tergolong besar dengan bobot buahnya 12-18 kg per tandan. Tanaman pisang juga adaptif untuk dataran rendah hingga menengah (2 – 500 mdpl). Untuk produktif tanamannya berkisar 93 – 105 hari dari bunga muncul.

Dikatakannya, buah pisang INA-03 memiliki ciri ujung runcing dan tangkai buah pendek antara 1-1,2 cm. Buah yang matang memiliki warna kuning cerah. Dari segi rasa, pisang INA-03 memiliki rasa yang manis dengan kandungan gula 28,5 – 29 derajat Brix. Tekstur buahnya kenyal dan tahan simpan hingga 18 hari. Kultivar ini juga memiliki kandungan kalsium 6,18 – 6,98 mg/100g. 

Edison menambahkan, kelebihan lain dari pisang kultivar ini adalah toleran terhadap penyakit layu fusarium dan penyakit darah. Layu fusarium dan penyakit darah adalah penyakit yang paling banyak menyerang tanaman pisang. 

Penyakit layu fusarium menyerang tanaman dari akar, batang, daunnya layu dan seringnya tanaman mati sebelum berbuah. Sedangkan penyakit darah awalnya menyerang dari bunga/jantung kemudian daging buah menjadi busuk meskipun masih tampak bagus dari liuar. Kedua penyakit tersebut ditandai dengan daunnya yang menguning dan layu. 

"Ketahanan atas kedua penyakit ini diharapkan bisa mengurangi potensi kerugian bagi petani tanaman pisang," lanjutnya.

Saat ini, Balitbu Tropika masih terus memperbanyak benih sumber dan benih sebar pisang INA-03. Balitbu Tropika bekerja sama dengan rekanan untuk penggunaan laboratorium di beberapa daerah. Ke depan, kultivar ini akan terus dikembangkan hingga hilirisasinya.  

Sementara itu, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Fadjry Djufry mengungkapkan, Balitbangtan melalui unit kerja akan terus melakukan koordinasi secara konsisten untuk mengawal produksi dan penyediaan buah lokal. Terutama komoditas yang memiliki nilai tambah dan kompetitif untuk pasar domestik maupun ekspor.

“Tentunya akan kita dorong  varietas-varietas unggul baru kita, tidak hanya dikenal di Badan Litbang atau hanya di unit-unit kerja di Balai Penelitian, tapi akan kita masifkan ini,” tutupnya.* (putri)