Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Bupati Sumba Tengah: Program Food Estate Kebijakan Mulia dan Berharga

Bupati Sumba Tengah, Paulus Limu. suaratani.com - ist 

SuaraTani.com – Medan| Bupati Sumba Tengah, Paulus Limu menyampaikan terimakasih atas dukungan pemerintah pusat dalam mengembangkan program jangka panjang food estate di Nusa Tenggara Timur (NTT). Program food estate merupakan prioritas kerja utama karena memiliki dampak besar terhadap perbaikan ekonomi di Sumba Tengah.

"Sejak Pak Mentan meresmikan food estate di Sumba Tengah, kami sangat apresiasi karena kebijakan ini sangat mulia dan sangat berharga di hati masyarakat Sumba Tengah, karena sebelumnya kami adalah kabupaten termiskin di Indonesia, yakni 36 persen," kata Paulus, dalam keterangan tertulis Humas Kementan, Jumat (12/2/2021). 

Paulus mengatakan, saat ini food estate di Sumba Tengah terbagi menjadi lima zona. Zona 1 ada di Desa Umbu Pabal, zona 2 di Desa Umbu Pabal Selatan, zona 3 di Desa Elu, zona 4 di Desa Makatakeri dan zona 5 di Desa Tanamodu, Kecamatan Katikutana Selatan.

"Food estate di Sumba tengah, diberikan luas lahan 5.000 hektare. Sawahnya 3.000 hektare dan ladangnya 2.000 hektare. Semuanya berjalan dengan baik," katanya.

Menurut Paulus, sejauh ini para petani dan masyarakat Sumba Tengah menyambut antusias kehadiran program food estate di 5 zona tersebut. Apalagi, program ini diyakini mampu menaikan taraf hidup mereka dengan mendulang hasil penen yang jauh lebih besar.

"Kalau ini bukan food estate selesai tanamnya pada akhir Maret. Sedangkan kita tahu bulan Maret itu hujannya besar dan biasanya kami gagal panen. Tapi sejak ada food estate kami jadi lebih cepat untuk bertanam dan produksinya bagus. Artinya, yang tidak terolah menjadi terolah. Kenapa? Karena mekanisasi masuk dan bantuan lainnya juga masuk," terang Paulus.

Dominggus, petani di Desa Makatakeri menyambut antusias jalannya program jangka panjang Pemerintah, Food Estate yang kini memasuki masa tumbuh sumbur. Menurutnya, food estate sangat berdampak terhadap roda ekonomi keluarga, karena biaya produksi bertani jauh lebih murah.

"Terimakasih kepada bapak Jokowi dan juga kepada Menteri (Syahrul Yasin Limpo) karena saya dibantu pupuk dan alsintan (Alat mesin pertanian), sehingga bertanam dan panen jadi lebih cepat dan menghemat biaya," katanya.

Menurut Dominggus, penghematan biaya bisa dihitung dari proses tanam yang biasanya memakan waktu dua hari menjadi dua jam. Terlebih, kalau dulu, Dominggus tak pernah menggunakan pupuk, karena terkendala biaya dan ongkos pengambilan yang sangat mahal.

"Biasanya dulu tanam memakan waktu dua hari. Saya tak bisa apa-apa karena uang terbatas. Sekarang sudah dibantu pemerintah hanya dua jam. Belum lagi kami diberi bantuan pupuk. Saya berharap tahun depan food estate tetap berlanjut," kata Dominggus. * (putri)