Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Dewan UKM Labura Jadikan Sergai Pengembangan Porang di Sumut

 


Bupati Sergai  Soekirman menerima kunjungan Dewan UKM Labura di kediamannya di Perbaungan, Rabu (10/2/2021). suaratani.com-ist

SuaraTani.com-Medan| Bupati Serdang Bedagai (Sergai) Soekirman optimis tanaman porang sebagai salah satu tanaman komoditi ekspor yang bisa dikembangkan di Sergai. 

Hal ini dikatakannya  saat menerima kunjungan Dewan UKM Labuhanbatu Utara (Labura) di rumah kediaman Bupati  di Jalan Coklat II Kelurahan Batang Terap Kecamatan Perbaungan Sergai, Provinsi Sumatera Utara (Sumut), Rabu  (10/2/2021). 

Soekirman yang juga  Ketua Perhiptani Sumut menyambut baik kedatangan Dewan UKM Labura yang memilih Kabupaten Sergai sebagai salah satu daerah pengembangan tanaman porang. 

“Tanaman  porang ini memiliki nilai jual pasar yang cukup bagus, dan tidak membutuhkan tapak yang luas untuk menanamnya," ujar Soekirman dalam keterangan tertulis, Jumat (12/2/2021).

Soekirman menceritakan,  pada tahun 1995 lalu Botta Indonesia kerjasama dengan pengusaha Cina Malaysia pernah mengembangkan tanaman keladi untuk memenuhi pasar ekspor Malaysia. 

Untuk mencapai target itu, mereka mulai menanam keladi, tetapi sayangnya umbi keladi yang dihasilkan tersebut banyak dimakan ulat.

Sekarang ini, kata dia, di tengah kemajuan teknologi, masyarakat harus jeli melihat peluang pasar untuk memasarkan produk yang dimiliki agar laku terjual. Sektor pertanian dan ekonomi kreatif menjadi salah satu sektor yang mampu bertahan di tengah masa pandemi saat ini. 

“Langkah yang baik telah dilakukan UKM Labura yang melirik tanaman porang menjadi komoditi ekspor untuk memenuhi pasar luar negeri," terangnya.

Soekirman selaku Ketua Perhiptani Sumut mengajak dan menggugah  petani untuk menanam porang.  Untuk mewujudkannya, Soekirman akan melakukan penanaman  porang di lahan seluas tiga rante.

Sebelumnya, Ketua Dewan UKM Labura Mukhlis Ritonga memaparkan,  tanaman porang ini sudah dikenal sejak tahun 1980-an hingga sekarang. Namun kebutuhan porang bagi pasar luar negeri masa itu belum besar seperti sekarang ini. 

“Sekarang ini baru 20 persen saja pasar luar negeri yang bisa kita penuhi, dan masih kurang 80 persen. Sehingga kebutuhan pasar untuk 10 sampai 15 tahun mendatang masih aman," terangnya.

Mukhlis sendiri sudah menggeluti bidang ekspor ini sekira 3 tahun lalu. Pengalaman sebelumnya lewat pelabuhan Tanjung Balai melakukan ekspor asam gelugur ke Malaysia, namun ini tidak bertahan lama. Sampai akhirnya bertemu dengan mitranya di Surabaya melakukan ekspor porang ini.  

Untuk memenuhi kebutuhan pasar porang ini, sebut Mukhlis, pihaknya sudah menjajaki  tujuh kabupaten, yakni Kabupaten Batubara, Simalungun, Asahan, Labuhanbatu, Labusel,  Labura dan Sergai. 

Bahkan di Labura, pihaknya sudah memiliki home industri pengolahan porang dalam bentuk gaplek yang siap untuk diekspor. Kapasitas home industri ini baru mampu menghasilkan porang 8 ton per hari.

"Kebutuhan pasar porang sekarang ini diperlukan 70 ton per hari untuk memenuhi pasar luar negeri, sehingga kita membutuhkan lahan seluas 200 hektare," pungkasnya. * (ika/ril)