Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Jaga Stabilitas Harga, PTPN II Produksi 26.000 Ton Gula Kemasan

Pabrik Gula Kwala Madu. PT Perkebunan Nusantara (PTPN) II akan memproduksi 26.000  ton gula kemasan satu kilogram (kg) pada tahun ini untuk menjaga stabilitas harga pasar. suaratani.com - ist

SuaraTani.com – Medan| PT Perkebunan Nusantara (PTPN) II akan memproduksi 26.000  ton gula kemasan satu kilogram (kg) pada tahun ini untuk menjaga stabilitas harga pasar.

Direktur PTPN II, Irwan Peranginangin mengatakan, selain memproduksi gula curah, PTPN II juga telah menjual gula ritel dan saat ini masih berjalan agar masyarakat mendapatkan harga yang kompetitif. 

"Itu karena kita memberikan harga di bawah dari harga eceran tertinggi," ujarnya seusai seremoni Giling Perdana Tebu Pabrik Gula Kwala Madu (PGKM) Tahun 2020-2021 di areal pabrik di Desa Sidomulyo, Kecamatan Binjai, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara (Sumut), Rabu (3/2/2021).

Pada tahun ini, PTPN II masih memproduksi gula untuk masyarakat Sumut, khususnya Kota Medan. Bahkan gula kemasan bermerek Walini itu rencananya akan diproduksi dengan jumlah yang lebih banyak dari tahun lalu.

"Target produksi kita secara total nanti 26 ribu ton dengan didukung produksi tebu 65 ton per hektare," ujarnya.

Dikatakannya, pada 2 Oktober 2020, PTPN II memulai penetrasinya ke pasar gula ritel nasional dengan meluncurkan produk kemasan 1 kg yang pada tahap awal menyasar konsumen dari kalangan pegawai BUMN dan warga sekitar perkebunan.

General Manager Tanaman Semusim PTPN II, Madian Triwahyudi mengatakan, produksi dan pemasaran gula 1 kg ini adalah yang pertama kalinya bagi PTPN II, begitu juga pabrik Kwala Madu sejak beroperasi pada 1984.

Produksi gula kemasan ini merupakan kebijakan holding PTPN Group, yang mana PTPN II dipercaya memenuhi kebutuhan gula ritel sebanyak 50 ton per bulan.

Pada tahap awal, prioritas pemasaran gula yang dibanderol di bawah harga pasar itu ditujukan bagi  para karyawan BUMN serta warga sekitar kebun dan pabrik.

Dia optimis volume produksi tersebut dapat berjalan berkesinambungan karena memiliki lahan tebu yang memadai sebagai bahan baku, serta kapasitas mesin pabrik yang mencapai 900 kg per jam.

Produksi gula ritel ini juga ditopang kebun tebu yang menjadi bagian dari lahan HGU No 2 Kwala Bingei seluas 206,74 hektare dan HGU No 3 Kwala Bingei dengan luas 1.530,71 hektare.* (junita sianturi)