Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Pilot Project Closed-Loop Hasilkan Produk Hortikultura Berkualitas

Petani yang tergabung dalam kelompok tani milenial ini mengirimkan sawi, labu siam, kentang dan tomat yang merupakan hasil tanam tumpang sari. Cabai rawit dan cabai merah besar sebagai komoditas utama dari pilot project closed-loop ini. suaratani.com - ist

SuaraTani.com – Jakarta| Kementerian Pertanian (Kementan)  siap berkolaborasi dengan semua pihak yang memiliki visi dan misi sejalan untuk menghadirkan model kemitraan agribisnis yang terintegrasi dari hulu ke hilir yang dapat meningkatkan skala ekonomi, pendapatan petani, dan meningkatkan produktivitas. 

Salah satu bentuk kolaborasi dan dukungan itu diberikan Kementan kepada Pilot project closed-loop yang diinisiasi Kamar Dagang Indonesia (Kadin). Kini, project tersebut bergerak di bagian hilir. 

Pilot project closed-loop merupakan suatu pendekatan untuk mendorong perkembangan agribisnis berkelanjutan melalui ekosistem digital. Closed-loop membentuk suatu rantai pasok dan rantai nilai produk hortikultura sehingga hasil pertanian petani akan memiliki pasarnya tersendiri. 

Ke depannya, petani tidak lagi mencari pasar dari produk yang dihasilkannya melainkan petani didorong untuk menghasilkan produk yang sesuai dengan permintaan pasar.

Petani milenial dari Garut yang tergabung dalam project ini mengirimkan hasil produksi perdananya ke Paskomnas Tangerang, Minggu (31/1/2021). 

“Pengembangan hortikultura harus ditempuh dengan terobosan khusus atau dengan cara-cara extraodinary dan inovatif. Pendekatannya juga harus holistik, terintegrasi hulu hingga hilir,” ucap Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) dalam keterangan tertulis, yang diterima SuaraTani.com, Rabu (3/2/2021).

Hasil pertanian yang datang ke Paskomnas akan dicek terlebih dahulu kualitas dan kuantitasnya. Selanjutnya  diproses lebih lanjut ke bagian produksi untuk proses sortasi, grading, scaling dan packing berdasarkan permintaan dari konsumen. 

Paskomnas memiliki konsumen dengan kebutuhan produk hortikultura yang berbeda-beda mulai dari hotel, restoran, katering, industri kecil hingga industri besar. 

Petani yang tergabung dalam kelompok tani milenial ini mengirimkan sawi, labu siam, kentang dan tomat yang merupakan hasil tanam tumpang sari. Cabai rawit dan cabai merah besar sebagai komoditas utama dari pilot project closed-loop ini. 

Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hortikultura Kementan, Bambang Sugiharto mengatakan bahwa Direktorat Jenderal Hortikultura akan turut membantu petani untuk dapat menghasilkan produk hortikultura yang berkualitas.

“Tahun ini tema kita adalah produk berkualitas. Hasil produk dari petani sudah harus dilakukan seleksi, trimming, grading dan cleaning. Untuk sementara kami akan memfasilitasi 90 kelompok tani dengan peralatan tersebut,” ujarnya. 

Pengiriman perdana pada pilot project closed-loop ini merupakan awal dari semua kegiatan. Untuk keberlangsungannya, diperlukan komitmen yang tinggi dan gotong-royong dari seluruh pihak terkait agar dapat terus berjalan dan menyejahterakan petani.

“Perjalanan pilot project closed-loop tidak berakhir di sini. Ini merupakan awal dari semua kegiatan. Komitmen yang tinggi merupakan unsur penting dalam pilot project ini agar dapat terus berjalan dan dapat menyejahterakan petani,” ujar Asisten Deputi Pengembangan Agribisnis Hortikultura, Yuli Sri Wilanti.

Sejalan dengan pernyataan tersebut, Direktur Utama Paskomnas, Hartono menyatakan harapannya agar petani bisa memegang komitmen sebagaimana yang tercantum dalam dokumen kontrak. Dengan memegang teguh komitmen, diharapkan semua pihak bisa diuntungkan.

Hartono juga menyampaikan bahwa Paskomnas bersedia mengirimkan tenaga pelatih untuk mendidik petani dalam hal penanganan pasca panen. Tujuannya agar produk yang sampai di Paskomnas sudah bisa langsung diserahkan ke pemesan, yakni kelompok horeka. 

Dipimpin seorang petani milenial bernama Rizal, 11 orang petani yang terlibat dalam uji coba tahap pertama, menyambut antusias prakarsa Kadin, Kemenko Perekonomian, dan Kementan ini. 

Ketua Komite Tetap Hortikultura Kadin, Karen Tambayong  menyatakan bahwa saat ini semua harus saling terintegrasi untuk menghasilkan produk yang lebih baik dan petani yang lebih canggih.

Hadir dalam pengiriman perdana tersebut, Asisten Deputi Pengembangan Agribisnis Hortikutura Kementerian Kordinator Bidang Perekonomian, Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Kementan,  Dinas Pertanian Kabupaten Garut, Prof Dr Muhammad Firdaus akademisi dari IPB, Ketua Komite Tetap Hortikultura Kadin.

Direktur  Utama PT Pupuk Kujang Cikampek, PT East West Seed Indonesia, Mercy Corps Indonesia, PT Indofood Sukses Makmur, Ketua Kelompok Tani Milenial (EPTILU) termasuk 9 dari 11 petani yang bergabung dalam pilot project ini yang keseluruhannya disambut dengan hangat oleh Hartono selaku Dirut Paskomnas. * (putri)