Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Tingkatkan Ekonomi Petani, Balitbangtan Kembangkan Turiman Pajale

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Barat telah berhasil mengembangkan sistem tumpang sari tanaman  antara padi, jagung dan kedelai (Turiman Pajale) di Desa Pangeureunan, Balubur Limbangan, Garut, Jawa Barat. suaratani.com - ist

SuaraTani.com – Garut| Balitbangtan khususnya Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Barat telah berhasil mengembangkan sistem tumpang sari tanaman  antara padi, jagung dan kedelai (Turiman Pajale). Hal ini terlihat di Desa Pangeureunan, Balubur Limbangan, Garut, Jawa Barat.

“Lahan kering di sini lebih dari 2.000 hektare, kami berpikir kalau semua hanya tanam jagung, nanti saat panen raya berlangsung harga bisa jatuh,” ungkap peneliti BPTP Jawa Barat, Nana Sutrisna, Senin (22/2/2021). 

Nana menjelaskan, tumpang sari tanaman atau  disebut dengan turiman ini bisa menjadi solusi.

“Minimal kalau disini sudah ada pajale atau padi, jagung kedelai, nanti kalau harga jagung turun, petani masih ada padi dan kedelai, harganya bisa lebih tinggi,” lanjutnya. 

Menurut Nana, perbedaan turiman ini dengan tumpang sari biasa adalah pada input teknologi seperti varietas unggul baru, pupuk hayati ataupun pupuk mikro.

“Teknologi yang mendukung turiman,  pertama adalah varietas. Kita pilihkan varietas yang cocok untuk lahan kering di sini, yaitu padi Inpago 11, untuk jagung, nasa 29 atau nakula sadewa yang diluncurkan Pak Jokowi dahulu.  Kedelainya anjasmoro,” terang Nana.

Untuk pupuk, kata dia, digunakan pupuk hayati yang bisa menahan kalium. Selain itu, aplikasi pupuk mikro juga diterapkan, karena menurut Nana, biasanya di lahan kering pupuk mikronya kurang. 

“Alhamdulillah, karena ada pupuk mikro meski sempat terkena hama daunnya bolong-bolong pada kedelai, tetapi hasil kedelainya tetap banyak,” jelas Nana.

Turiman telah diterapkan pada demplot seluas satu hektare di lokasi tersebut sejak November 2020. 

Wawan, seorang petani mengaku senang lahan miliknya yang selama ini hanya ditanami jagung kini mulai ditanami kedelai dan padi gogo. 

Wawan mengaku tak sabar menunggu hasil panen yang diperkirakan akan berlangsung Maret mendatang. "Alhamdulillah, nggak ada yang sulit menerapkan turiman. Dulunya di sini cuma jagung saja, sekarang ada padi sama kedelai, tumbuhnya juga bagus, sempat kena hama tapi tetap bagus, alhamdulillah," tuturnya.

Kepala BPTP Jawa Barat, Wiratno mengaku akan terus mendorong pengelolaan dan pemanfaatan lahan secara optimal di wilayah tersebut. 

“Dengan luas lahan jagung mencapai 2.000 hektare. Saya membayangkan di sini tidak hanya menghasilkan jagung, tapi kita manfaatkan limbahnya untuk diolah jadi pakan sapi. Dengan begitu, selain lahan menjadi maksimal menerapkan turiman, ekonomi  juga bisa bertambah," ujarnya.

Sementara, Kepala Balitbangtan, Fadjry Djufry menegaskan,  BPTP adalah ujung tombak diseminasi dan transfer teknologi hasil-hasil penelitian. 

“Diseminasi varietas unggul baru termasuk jagung NASA-29 kepada petani, teknologi tumpangsari tanaman (Turiman) padi, jagung, dan kedelai harus terus digencarkan.” ungkapnya.

Apresiasi atas hadirnya teknologi Turiman ini juga disampaikan Yoyon Susanto, perwakilan Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Jawa Barat. 

“Turiman ini sudah bagus, semua unsur budidaya tanaman sehat telah diaplikasikan, tadi disebutkan sudah mengaplikasikan Pupuk Nabati, ada juga pemilihan Varietas unggul, bagus, terlihat pertumbuhan tanaman baik," ungkapnya.* (putri)