Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Serangan Bom Jadikan Harga Minyak Sawit Naik Tajam

Harga minyak sawit mentah/crude palm oil (CPO) kembali mengalami kenaikan yang sangat tajam. Harga CPO  mendekati level RM 3.900 per ton. suaratani.com - dok

SuaraTani.com - Medan| Harga minyak sawit mentah/crude palm oil (CPO) kembali mengalami kenaikan yang sangat tajam. Harga CPO  mendekati level RM 3.900 per ton. Kenaikan harga CPO tersebut menjadi kabar baik  bagi petani. 

“Sudah pasti menjadi kabar baik bagi Sumut ataupun nasional. Salah satu yang paling cepat memberikan pengaruh kenaikan harga CPO adalah meroketnya harga minyak mentah dunia,” kata Pemerhati Ekonomi Sumatera Utara (Sumut), Gunawan Benjamin, di Medan, Selasa (9/3/2021).

Ia mengatakan, harga minyak mentah yang sempat melompat menjadi US$70 per barel sempat membuat harga CPO mengalami kenaikan secara cepat. Akan tetapi, lompatan harga minyak mentah tersebut belakangan dipicu oleh serangan bom yang di sejumlah fasilitas minyak Arab Saudi. Kenaikan harga minyak mentah mendorong kenaikan harga komoditas lainnya, termasuk sawit. 

“Meskipun untuk sawit sendiri ada kabar baik dari negara Swiss, dimana masyarakat Swiss mendukung kesepakatan perdagangan bebas dengan Indonesia. Kesepakatan itu akan mendorong lebih banyak sawit untuk dipasarkan ke Swiss,” ujar Gunawan.

Akan tetapi, Gunawan menilai faktor kenaikan harga minyak mentah sebagai dampak serangan bom di sejumlah fasilitas minyak di Arab Saudi menjadi pemicu utama kenaikan harga CPO belakangan ini. Walau di sisi lainnya, stok CPO yang diperkirakan menurun akibat penurunan produksi juga turut mempengaruhi kenaikan harga CPO. 

Kabar baik ini, tentunya akan berkorelasi positif terhadap potensi kenaikan harga TBS di tingkat petani. Ini menjadi kabar baik bagi perekonomian Sumut maupun nasional pada umumnya. Terlebih kenaikan harga CPO saat ini juga dibarengi dengan pelemahan mata uang Rupiah. 

“Yang artinya, ekspor CPO dari Sumut ke negara lain akan memberikan keuntungan berganda. Satu dari kenaikan harga CPO itu sendiri, dan kedua pelemahan mata uang rupiah yang di level 14.400-an per US Dolar akan membuat penerimaan hasil ekspor mengalami peningkatan. Jadi, petani kita tengah menikmati limpahan kenaikan harga,” tutupnya. * (ika)