Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Wagub Sumbar: Sektor Pertanian Tulang Punggung Ekonomi Nasional

Mentan Syahrul memincium aroma durian pada acara Expose Inovasi Buah Tropika, di Balai Buah Tropika, Kabupaten Solok, Sumatera Barat, Jumat (9/4/2021). suaratani.com - ist

SuaraTani.com – Solok| Terbukti tumbuh positif dan menunjukkan tren kinerja ekspor yang terus meningkat di saat pandemi, sektor pertanian  semakin banyak dilirik kalangan. 

Wakil Gubernur (Wagub) Sumatera Barat (Sumbar), Audy Joinaldy mengapresiasi langkah dan upaya yang dilakukan pemerintah pusat dalam memitigasi dan mengantisipasi ancaman krisis pangan.

Menurut Wagub, bukan hanya dalam skala nasional sektor pertanian menjadi tulang punggung perekonomian. PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) Sumbar 27% dari sektor pertanian. Dan itu terbesar dari semua sektor yang ada di sini. 

“Bahkan, 55 persen tenaga kerja berasal dari sektor pertanian termasuk, perkebunan dan pertanian," kata Wagub saat menyampaikan sambutannya pada acara  Expose Inovasi Buah Tropika, di Balai Buah Tropika, Kabupaten Solok, Sumatera Barat, Jumat (9/4/2021).

Wagub menjelaskan, peningkatan ekspor ternyata diiringi juga dengan peningkatan konsumsi produk pertanian lokal sebesar 40%. 

"Ini artinya, kita mampu mengurangi ketergantungan dari produk impor. Ini signal bagus. Kita konsumsi buah dan sayur lokal kita," ungkapnya.

Sumbar menurut Wagub Audy, adalah provinsi yang berbasis pertanian.

"Backbone kita agriculture, bukan manufacture. Jadi proses pemulihan ekonominya seharusnya lebih cepat," ungkap Audy.

Seperti diketahui, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai PDB sektor pertanian pada kuaratal IV 2020 tumbuh sebesar 2,59% (yoy). Sementara ekspor pertanian periode Januari-Desember 2020 sebesar Rp451,8 triliun, naik 15,79% dibanding periode yang sama 2019 sebesar Rp390,2 triliun.

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengatakan bahwa Sumbar khususnya Solok memiliki potensi yang luar biasa.

"Sepanjang jalan menuju lokasi ini, kanan-kiri indah sekali. Matahari bersinar, tanahnya yang subur adalah modal utama bagi kita. Apalagi etos orang Minang itu tidak jauh beda dengan Bugis. Pekerja keras," katanya.

Karena itu,  potensi alam yang merupakan nikmat Tuhan itu harus dioptimalkan.

"Jangan sia-siakan waktu. Tanam setiap jengkal yang ada. Kalau bisa tanam padi tiga kali dalam setahun. Jangan biarkan waktu berlalu begitu saja," pungkasnya.* (putri)