Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Gandeng IPB, Mentan dan Menkop Wujudkan Korporatisasi Sektor Pertanian

Mentan bersama Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki didampingi Rektor IPB, Arif Satria melakukan panen melon di greenhouse Agribusiness and Technology Park (ATP) IPB, Bogor, Minggu (30/5/21). suaratani.com - isr

SuaraTani.com – Bogor| Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) dan Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki mendorong program korporatisasi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) Indonesia diterapkan dalam sektor pertanian. 

Program ini akan didampingi oleh perguruan tinggi, utamanya Institut Pertanian Bogor (IPB) guna membangun pertanian modern di berbagai daerah dengan menggunakan varietas unggul dalam meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil panen yang dikelola secara korporasi sehingga ada jaminan akses pemasaran dan pembiayaanya.

"Hari ini saya di IPB bersama dengan Menteri Koperasi tentu saja dalam kaitan kaitan mempersiapkan suatu konsepsi yang terukur, terencana secara sistematis. Artinya, komoditas-komoditas unggul hasil riset dan uji coba harus diangkat untuk menjadi sesuatu yang mungkin langsung bisa kita terapkan," kata Mentan saat diwawancarai usai panen melon di greenhouse Agribusiness and Technology Park (ATP) IPB, Bogor, Minggu (30/5/21).

Mentan mengatakan,  Kementan, Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop dan UKM) dan perguruan tinggi akan bekerjasama mengembangkan hulu hingga hilir sektor pertanian. Nantinya, Kemenkop dan UKM bertugas dalam pembentukan kelembagaan dan off-farm dan Kementan akan melakukan budidaya dan peningkatan produktivitas dan perguruan tinggi akan mengkoordinir budidaya tersebut baik hulu maupun hilir. 

"Saya nanti akan main di budidaya dan produktivitasnya sehingga besok akan ada varietas-varietas tertentu apalagi untuk ekspor yang kita bedahi dari hulu sampai hilir dan itu yang kita hari ini kita lakukan di IPB," ucapnya.

Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki mengatakan akan fokus dalam pengembangan model bisnis di sektor pertanian dengan membentuk korporatisasi petani dari petani-petani perorangan berskala sempit kemudian dioperasikan masuk skala ekonomi dan model bisnis.

"Seperti ini perlu kita lakukan supaya petaninya juga bisa lebih memproduksi dengan menggunakan bibit-bibit  hasil riset yang bagus lalu juga terhubung dengan market dan pembiayaan," terang Teten.

Tidak hanya itu, lanjutnya, korporatisasi petani juga upaya dalam peningkatan ekspor. Selain itu, substitusi produk komoditas pertanian yang impor akan didorong untuk mengurangi ketergantungan pada produk yang tidak bisa diproduksi dalam negeri. 

"Saya kira begitu, kita harapkan produk-produk petani itu bisa mensuplai pasar dengan stabil baik kualitasnya maupun juga kapasitas,"kata Teten.

Bersamaan, Rektor IPB, Arif Satria mengatakan petani harus mendapatkan jaminan akses pada teknologi dan akses pasar. Untuk akses teknologi, IPB akan mendorong dengan adanya learning-learning center yang sudah dibangun agar petani bisa belajar teknologi baru yang sederhana hingga canggih.

"Alhamdullilah, Pak Menteri mau hadir dalam memberikan semangat dan support kepada IPB untuk mengembangkan ide agribisnis sebagai learning center agar petani bisa belajar teknologi baru yang sederhana hingga canggih,"ucapnya.

Arif menjelaskan, akses pasar sangat diperlukan petani agar mendapatkan harga yang bagus dan kualitas yang bagus. Karena itu, IPB menjamin kualitas produk sekaligus akses pasar. 

Saat ini, IPB melalui Agribusiness and Technology Park (ATP) yakni salah satu unit bisnis sudah memasarkan produknya untuk petani lingkar kampus ini ke 47 supermarket yang ada di Jabodetabe.

Karena itu, Arif mendukung gagasan korporatisasi petani dimana nanti koperasi akan dibentuk dari petani-petani hasil binaan IPB. Program ini akan terus diwujudkan di lapangan yang dimulai di Bogor selanjutnya menyebar di berbagai daerah.

"Saya sebagai Ketua Forum Rektor Indonesia mendorong perguruan tinggi lainnya untuk mereplikasi model-model seperti ini sehingga setiap kampus yang di Indonesia punya daya manfaat untuk masyarakat petani di lingkar kampus sehingga masyarakat di lingkar kampus merasakan hasil inovasi teknologi dan juga pasar yang mampu memberikan pasar yang memberikan kesejahteraan yang lebih baik lagi," tutupnya. * (putri)