SuaraTani.com- Medan| Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Utara resmi mengakhiri kerja sama dengan Rumah Sakit Martha Friska sebagai tempat rujukan bagi pasien Covid-19 kategori berat dan sedang.
Resmi berakhirnya kerja sama itu ditandai dengan kedatangan Gubernur
Sumut (Gubsu) Edy Rahmayadi bersama pejabat Pemprov Sumut dan Satgas Covid-19
Sumut untuk berpamitan dan menyampaikan terima kasih kepada pemilik rumah sakit
beserta para relawan tenaga medis, yang dalam setahun lebih berjibaku menangani
pasien Covid-19, pada Selasa (4/5/2021).
Gubsu mengatakan, penghentian kerja sama ini lantaran RS Martha
Friska ingin mulai mengelola dan mengoperasikan sendiri rumah sakit tersebut.
"Untuk itu, provinsi harus tahu diri dan harus mendorong,
dengan menggeliatnya perusahaan perusahaan yang di luar provinsi ini.
Perusahaan provinsi itu kan BUMD. Ini lah yang menjadi alasan," ujar Edy.
Edy pun menceritakan sebenarnya Pemprov Sumut masih sangat
memerlukan rumah sakit ini. Awalnya kerja sama antara Pemprov dan Martha Friska
direncanakan hanya akan berlangsung selama enam bulan. Namun, karena pandemi Covid-19 belum juga berakhir maka Pemprov Sumut kembali memperpanjang
pengelolaan RS Martha Friska hingga berakhir hari ini.
"Kebetulan kita meminjam tempat untuk pasien kita. Pertama
hanya 6 bulan karena kita prediksi selama 6 bulan Covid-19 itu selesai. Lanjut
menjadi satu tahun, begitu mau ditutup pasien masih begitu banyak,"
ungkapnya.
Mantan Pangkostrad ini berharap, meski tak lagi dikelola Pemprov
Sumut, RS Martha Friska diharapkan tetap beroperasi sehingga para relawan
tenaga kesehatan yang bertugas merawat pasien Covid-19, masih memiliki wadah
untuk bekerja.
"Dengan tutupnya ini, tapi kita tetap melobi agar rumah sakit
tetap dibuka, sehingga memakai tenaga kesehatan-tenaga kesehatan kita,"
ujarnya.
Pasca penutupan ini maka selanjutnya, sebut Edy, bagi pasien Covid-19 kategori berat dan sedang akan dirujuk ke RS Adam Malik, RS Haji, RS
FL Tobing, RS Royal Prima dan lainnya.
Ia mengungkapkan saat ini jumlah tempat tidur yang terisi merawat
pasien covid-19 sebanyak 64%.
"Berarti ada 36% lagi, siap menampung pasien, saudara-saudara kita. Untuk pasien khusus ibu dan anak ada 9 room di Rumah Sakit Haji," jelasnya.
Direktur RS Martha Friska, dr Fransiscus Ginting menyebutkan, pasca-berakhir kerja sama dengan Pemprov Sumut, maka owner RS Martha Friska akan mengelola rumah sakit, salah satunya untuk menangani pasien Covid-19.
Begitu juga bagi para relawan tenaga medis, bila akhirnya rumah sakit tersebut kembali beroperasi, maka akan menjadi prioritas untuk diperkerjakan oleh manajemen RS Martha Friska.
"Kalau pun nanti tidak dikelola oleh Pemprov, tapi pemilik berencana akan melakjutkan, khususnya pelayanan Covid-19 dengan kapasitas 200 tempat tidur," tutupnya. *(ika).