Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Belanja Benih Capai Rp125 Miliar, Sumut Perlu Tambahan Lahan 3 Juta Hektare

Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Edy Rahmayadi panen benih padi label ungu di Balai Benih Induk (BBI) Murni, di Tanjungmorawa, Kabupaten Deliserdang, Jumat (13/8/2021). suaratani.com - junita sianaturi

SuaraTani.com – Tanjungmorawa| Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Edy Rahmayadi berharap Sumut dapat memenuhi kebutuhan benih pertaniannya sendiri, baik benih padi, jagung, bawang, cabai, kopi dan lainnya. Hal ini mengingat belanja benih pertanian setiap tahunnya cukup besar.

“Saya harus menandatangani belanja benih itu mencapai Rp125 miliar. Padahal, Sumut itu cukup potensial dengan topografis yang menjanjikan,” kata Gubernur Edy Rahmaydi usai panen benih padi label ungu di Balai Benih Induk (BBI) Murni, di Tanjungmorawa, Kabupaten Deliserdang, Jumat (13/8/2021).

Turut serta dalam panen tersebut Ketua Komisi B DPRD Sumut, Doddy Thahir, Plt Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Sumut, Bahruddin Siregar, Kepala UPT BBI Murni, Bahrum Jamil dan seluruh Kepala UPT Dinas TPH Sumut. 

Karenanya, kata Edy Rahmayadi, perlu kerjasama dengan Kehutanan untuk memperluas areal sawah dan lahan pertanian karena semakin tahun luas sawah semakin berkurang. Populasi penduduk bertambah sehingga mengambil lahan-lahan pertanian untuk perumahan. 

Terkait penambahan luas lahan pertanian, Gubernur Edy mengatakan, Sumut butuh antara 2-3 juta hektare. Ini yang sedang dikomunikasikan dengan Kehutanan, untuk menggunakan lahan hutan (bukan hutan lindung) sebagai areal pertanian yang baru.

“Di sini ada DPRD. Dan, semua rencana itu harus seizin DPRD Sumut. Jadi, saya berharap, kita tidak mengeluarkan uang beli benih itu lagi (Rp125 miliar-red) bahkan kita berharap dapat menghidupkan diri kita sendiri,” kata Gubernur Sumut.

Kalau di Jawa, kata Gubernur Sumut,  produksi padinya bisa mencapai 8 ton per hektare, maka Sumut harus bisa mengejar ketertinggalannya dari produksi yang diperoleh selama ini berkisar 7-8 ton per hektare dengan menggunakan pupuk organik.

Mengenai panen benih padi yang dilakukan, Edy Rahmayadi mengatakan, luas panen benih padi yang akan dilakukan ada berkisar 19 hektare. Dan, di BBI Murni ini penanaman dapat dilakukan dua kali dalam setahun. Namun, ke depan diharapkan dapat dilakukan tiga kali dalam setahun.

“Persoalan yang utama itu adalah air. Karena itu, kita akan carikan solusinya mengingat di lokasi ini ada irigasi dan aliran sungai. Bagaimana kebutuhan air untuk pertanaman padi tiga kali setahun dapat terpenuhi,” kata Gubernur Edy.

Sementara itu, Plt Kepala Dinas TPH Sumut, Bahruddin Siregar mengatakan, varietas benih padi unggul yang dikembangkan di BBI Murni ini yakni, Varietas Inpari 32, Ciherang dan Situbagendit. 

Namun, untuk panen yang berlangsung saat ini adalah benih padi Inpari 32 dengan hasil panen yang diperoleh  dari benih label ungu ini berkisar tujuh hingga delapan ton per hektare. Namun, untuk kebutuhan benihnya berkisar 4,5 ton. 

“Sesuai peraturan yag ada, tidak semua benih padi yang dihasilkan layak dijadikan benih. Ada kehilangan berkisar 30 persen,” kata Bahruddin.

Dikatakannya, saat ini rata-rata produksi benih padi yang dihasilkan  masih berkisar 3,5 ton per hektare. Namun, pihaknya sedang menggenjot produksi benih padi menjadi lima ton per hektare dengan penggunaan pupuk organik. * (junita sianturi)