Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Kinerja Industri Mamin Semakin Gemilang

Plt Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Putu Juli Ardika. suaratani.com - ist

SuaraTani.com – Jakarta| Industri makanan minuman (mamin) terbukti menjadi salah satu sektor unggulan karena memiliki kinerja yang gemilang. Pada kuartal II tahun 2021, industri mamin berkontribusi sebesar 38,42% terhadap pertumbuhan PDB industri pengolahan nonmigas.

Kontribusi industri mamin di kuartal II-2021 tersebut, lebih tinggi dibanding sumbangsihnya pada tahun 2019 yang mecapai 36,40% dan pada 2020 di angka 38,29%. 

“Kami sangat mengapresiasi atas capaian dari industri mamin ini karena di tengah hantaman yang cukup berat akibat dampak pandemi,”  kata Plt Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Putu Juli Ardika melalui keterangannya yang diterima di Jakarta, Jumat (29/10/2021).

Karena itu, Kemenperin bertekad untuk menjaga ketersediaan bahan baku bagi industri mamin agar mereka terus berproduksi sehingga dapat memenuhi kebutuhan pasar domestik dan ekspor. 

“Pemerintah juga telah memberikan sejumlah stimulus atau insentif kepada para pelaku industri agar bisa mempertahankan usahanya dan terus meningkatkan kinerjanya,” lanjut Putu pada acara Business Forum Expo 2020 Dubai.

Dalam kontribusinya terhadap ekspor industri pengolahan nonmigas, industri mamin mempunyai peranan yang sangat penting. Pada tahun 2020, total nilai ekspor industri mamin sebesar US$31,17 miliar, lebih tinggi dibanding tahun 2019 yang mencapai US$27,36 miliar. Sementara itu, pada periode semester I tahun 2021, nilai ekspor industri mamin telah menembus US$19,59 miliar.

Di samping itu, industri mamin mencatatkan realisasi investasi yang cukup signfikan senilai Rp50,48 triliun pada tahun 2020, dan mencapai lebih dari Rp14 triliun pada kuartal II-2021. Investasi ini diyakini dapat memperkuat struktur manufaktur di dalam negeri, yang termasuk didukung melalui transfer teknologi.

“Bahkan, dari peningkatan investasi ini, juga dapat menambah jumlah penyerapan tenaga kerja. Saat ini, sektor industri mamin telah menyerap tenaga kerja sebanyak 5,2 juta orang. Artinya, industri mamin telah memberikan dampak yang luas bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat,” terang Putu.

Apalagi, lanjut Putu, industri mamin merupakan sektor usaha yang mendominasi di tanah air, terutama skala industri kecil dan menengah (IKM). Hal ini yang menjadi tumpuan bagi berputarnya roda ekonomi nasional.

Pemain Utama ASEAN

Putu optimis, sesuai target dalam peta jalan Making Indonesia 4.0, industri mamin nasional bisa menjadi pemain utama di kawasan ASEAN. 

Guna mencapai sasaran tersebut, diperlukan beberapa langkah strategis seperti mengurangi ketergantungan impor bahan produk agrikultural, membangun kemampuan industri mamin dalam mengemas produk yang simple dan aman, serta menguatkan kemampuan di pasar dunia dengan target menjadi pelaku utama ekspor lima besar dunia.

Menurut Putu, implementasi industri 4.0 pada sektor manufaktur diyakini dapat menghemat biaya operasional. 

“Ini penting karena dengan teknologi industri 4.0, pelaku industri dapat melakukan estimasi kapan waktu yang tepat untuk memperbaiki atau merevitalisasi peralatan produksi yang mereka miliki, sekaligus dapat mencegah kerusakan alat produksi yang berdampak pada proses produksi,” ungkapnya.

Teknologi industri 4.0 juga dinilai berperan penting untuk meningkatkan utilisasi pabrik pada sektor mamin, terlebih pada kondisi pandemi Covid-19. 

Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (GAPMMI), Adhi S Lukman menyampaikan bahwa Indonesia masih punya peluang yang besar dalam pengembangan industri mamin, baik itu potensi dari ketersediaan sumber daya alam maupun jumlah penduduknya.

“Jadi, investasi di Indonesia masih sangat terbuka bagi para pelaku industri mamin, karena dengan pasar yang besar ini akan sangat menguntungkan,” terangnya. 

Guna memperluas pasar ekspor di sektor industri mamin, Adhi meminta kepada pemerintah dapat memfasilitasi kerja sama dengan sejumlah negara mitra seperti Uni Emirat Arab (UEA). 

“Apalagi, negara-negara di UEA sudah banyak yang berinvestasi di Indonesia khususnya sektor industri mamin. Mereka berkolaborasi dengan para pengusaha lokal di Indonesia,” imbuhnya.

Melalui keikutsertaan Indonesia pada ajang pameran tingkat internasional seperti Expo 2020 Dubai ini, GAPMMI berharap, dapat mendongkrak kinerja ekspor produk industri mamin nasional dari hasil promosi yang ditampilkan. 

“Terdapat 20 jenis produk mamin yang telah menembus pasar ekspor ke UEA, di antaranya makanan olahan sereal, kopi instan, dan jus,” sebutnya.* (desi)