Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Petani Yogyakarta Ekspor Salak Pondoh ke Kamboja

Kementerian Perdagangan (Kemendag) melepas ekspor salak pondoh milik petani Sleman, Yogyakarta ke Kamboja sebanyak enam ton. suaratani.com - ist
 

SuaraTani.com – Yogyakarta| Kementerian Perdagangan (Kemendag) terus melakukan berbagai terobosan agar kegiatan ekspor makin meroket.  Kali ini, ribuan petani salak pondoh asal Yogyakarta diajak bekerja sama untuk mengekspor hasil panennya ke Kamboja. 

Kegiatan ini diinisiasi Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Ekspor Indonesia  (PPEI) Kementerian Perdagangan bersama PT Serena Sejahtera. Perusahaan ini merupakan peserta program pendampingan eksportir (export coaching program/ECP) 2021 untuk wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. 

Pelepasan ekspor produk salak pondoh asal Kabupaten Sleman, Yogyakarta ini, dilaksanakan Kamis (7/10/2021). Ekspor salak pondoh ke Kamboja sebanyak enam ton ini bernilai US$15 ribu. Sebanyak 1.200 petani terlibat dalam rantai ekspor tersebut. 

“Produk-produk Indonesia, khususnya salak pondoh asal Yogyakarta sekarang mulai diminati di luar negeri. Tentu ini menjadi peluang bagi kita untuk terus menggenjot ekspor produk Indonesia ke luar negeri,” ujar Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Didi Sumedi dalam keterangan tertulisnya, Jumat (8/10/2021).

Didi mengungkapkan, sesuai dengan prediksi International Monetary Fund (IMF), pertumbuhan ekonomi global pada 2021 diperkirakan memberikan sinyal positif atau tumbuh sebesar 5,5% dibandingkan tahun 2020. Beberapa negara tujuan ekspor Indonesia saat ini yang sudah mengalami pertumbuhan ekonomi yang semakin baik, diantaranya Tiongkok, Amerika Serikat, dan negara lainnya. 

Menurut Didi, momentum pemulihan ekonomi menjadi faktor penting yang mendukung keberhasilan pelaku usaha menembus pasar ekspor. Hal ini ditandai dengan meningkatkan permintaan di pasar tujuan ekspor. Para pelaku usaha Indonesia diharapkan harus dapat lebih memanfaatkan peluang tersebut. 

“Kami berterima kasih kepada para peserta ECP dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan DIY yang telah mendukung terlaksananya kegiatan ekspor salak pondoh ke Kamboja. Sebagaimana arahan Mendag, kami akan terus mendampingi dan membantu memberikan fasilitasi kepada  para pelaku usaha potensial untuk mendorong  UKM siap masuk ke pasar internasional dan menjadi pelaku perdagangan global,” kata Didi. 

Kepala Balai Besar PPEI Heryono Hadi Prasetyo menambahkan, program ECP untuk wilayah Yogyakarta telah memasuki tahap ketiga yaitu market development dari delapan tahapan pendampingan.

Sebelumnya, para peserta ECP telah diberikan pendampingan mengenai kesiapan dokumen ekspor, hal-hal yang disiapkan ketika bernegosiasi dengan calon pembeli, pengetahuan tentang kepabeanan dan pengiriman barang ekspor, kalkulasi harga ekspor, serta sistem pembayaran ekspor.  

“Tahun ini, program ECP dilaksanakan di 10 kota, yaitu Semarang, Surabaya, Bandung, Bandar Lampung, Jakarta, Yogyakarta, Banda Aceh, Serang, Samarinda, dan Makassar. Jumlah pelaku usaha yang mendapatkan pendampingan di setiap wilayah berjumlah 30 pelaku usaha,” imbuh Heryono. 

Heryono menjelaskan, ECP ditujukan bagi para pelaku usaha yang sebelumnya telah mendaftarkan diri dan memenuhi kriteria untuk mengikuti program pendampingan ekspor. Para peserta yang telah lolos verifikasi akan memperoleh pengetahuan ekspor secara komprehensif dan memiliki kesempatan menjalin relasi dalam perdagangan internasional. 

Heryono menuturkan, di masa pandemi Covid-19 peserta ECP tetap mendapatkan pendampingan secara daring melalui webinar. Selain itu, para peserta juga mengikuti kegiatan penjajakan bisnis (business matching) secara daring yang diselenggarakan bersama para perwakilan perdagangan Indonesia di berbagai negara. Peserta ECP juga mendapatkan kesempatan untuk mengikuti kurasi pameran internasional. 

“Pelepasan ekspor hari ini merupakan wujud komitmen Kemendag  dan sinergi antara pemangku kepentingan. Kami berharap akan semakin banyak lagi pelaku UKM yang berhasil ekspor ke luar negeri dan menginspirasi pelaku usaha di sekitarnya,” pungkas Heryono. * (desi)