Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Satika Simamora: Perkembangan Zaman Menuntut Wanita untuk Mampu Jadi Pemimpin

Ketua TP PKK Tapanuli Utara (Taput), Ny Satika Nikson Nababan. suaratani.com - darwin nainggolan 

SuaraTani.com – Taput| Ketua TP PKK Tapanuli Utara (Taput), Ny Satika Nikson Nababan menjadi pembicara pada Seminar 'Feminisme dan Kepemimpinan Perempuan di Indonesia' pada Peringatan Hari Ulos Sedunia,  di Gedung Kesenian Sopo Partungkoan Tarutung, Provinsi Sumatera Utara (Sumut), Sabtu, (16/10/2021).

Seminar yang  diprakarsai  Gema Karya Taput ini dibuka oleh Wakil Bupati Taput,  Sarlandy Hutabarat didampingi Asisten Pemerintahan dan Kesra Parsaoran Hutagalung dan beberapa pimpinan Perangkat Daerah.

Acara tersebut juga dihadiri  Wakil Ketua TP PKK Taput, Ny Marsaulina Sarlandy Hutabarat, para perempuan dari berbagai profesi, organisasi dan komunitas serta beberapa stakeholder.

Satika Simamora mengawali pembicarannya dengan melantumkan lagu 'Hu Haholongi Do Ho'  untuk menggugah peserta sekaligus menjadi topik paparannya.

"Semoga dengan adanya seminar ini menjadi titik awal untuk perubahan lebih baik. Kedepannya kita harapkan kaum perempuan menjadi saluran kasih bagi sekitar kita. Lakukan hal yang positif dalam kehidupan kita, pasti akan memunculkan 'Feminisme yang Seksi'. Sebagai ibu rumahtangga, perempuan harus menjadi panutan bagi anaknya agar generasi muda kita memiliki pikiran positif," ucap Satika.

Satika  menjelaskan, pemimpin tidak harus seorang laki-laki  tetapi  kepemimpinan seorang wanita di era modern ini juga sangat dibutuhkan. Perkembangan zaman yang modern ini juga menuntut wanita untuk mampu menjadi seorang pemimpin.

Dimana wanita dan pria memiliki gaya kepemimpinan yang berbeda, tidak selamanya wanita selalu dengan sikap feminisme dan pria dengan sikap maskulin namun ketika perempuan memimpin juga memiliki sisi feminisme dan maskulin.

"Laki-laki dan perempuan harus berjalan selaras dan saling mendukung ibarat kepala dan leher. Hidup itu simpel, yang penting kita berpikir dan berbuat positif karena pertanggungjawaban kita langsung kepada Tuhan,” jelasnya. 

Sebelumnya, Ketua Gema Karya Taput, Putra Hutajulu menjelaskan,  seminar ini dibuat untuk menambah kekayaan intelektual masyarakat Taput.

“Dengan menghadirkan pemateri yang kami anggap sebagai tokoh dan  pejuang perempuan, kita  mendapat metodologi sebagai landasan perjuangan feminisme sesuai kultur dan dogma yang ada di Taput,” kata Putra.

Putra yang didampingi Ketua Panitia Fransisco Sihombing, Pedro Silalahi dan Heber Hutagalung berharap perempuan Taput semakin baik dalam pemikiran dan mental, untuk kemajuan Taput.

Turut menjadi pembicara pada seminar tersebut antara lain Listy R Malau, penggiat Issu Perempuan. Listy  membawakan  topik ‘Akan Menjadi Sebuah Paradoks Ketika Pemimpin Perempuan Tidak Memiliki Keberpihakan akan Kebijakan yang Mendukung Kesejahteraan dan Suara Sesama Kaum’.

Pembicara lainnya, Ujiana Sianturi, Ketua Asosiasi UMKM Sumut. Ia membawakan topik ‘Presfektif Ekonomi Kerakyatan dalam Mengentaskan Kemiskinan dan Padat Karya Melalui Penyediaan Lapangan Kerja yang Menyerap Banyak Tenaga Kerja. 

Dikatakannya, perempuan Taput harus mampu memberikan dukungan terciptanya lapangan kerja melalui kegiatan UMKM. * (darwin nainggolan)