Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

CPO Terus Naik, Harga Minyak Goreng Mahal

Pekerja mengumpulkan TBS kelapa sawit sebelum dibawa ke pabrik untuk diolah menjadi CPO. Harga CPO yang bertahan mahal mengakibatkan harga minyak goreng pun terimbas bertahan mahal.suaratani.com-dok


SuaraTani.com – Medan| Kenaikan harga CPO yang melonjak seiring dengan kenaikan komoditas energy seperti gas alam, batu bara, minyak dunia berdampak pada peningkatan permintaan CPO itu sendiri.

Sejauh ini, harga CPO bertengger dikisaran angka RM5.000 per tonnya,  atau berkisar US$800 per tonnya. 

Tren naik harga CPO terjadi sejak Oktober 2019 dan masih berlangsung hingga hari ini. Kinerja harga CPO yang mengalami kenaikan mencapai 40% dibandingkan harga satu tahun silam tersebut memicu kenaikan harga minyak goreng yang juga bergerak linier mengikutinya.

Harga minyak goreng saat ini dijual dikisaran Rp17 ribu hingga Rp18 ribu per kilogram (Kg)nya. Satu tahun lalu harganya masih dikisaran Rp9.000 hingga Rp10.000 per Kgnya. 

“Kenaikan harga minyak goreng tersebut tentunya membuat konsumen menjerit, karena minyak goreng masih menjadi salah satu bahan kebutuhan pokok yang cukup signifikan porsinya,” ujar pemerhati ekonomi Sumatera Utara (Sumut), Gunawan Benjamin di Medan, Selasa (2/11/2021). 

Namun, menurut Gunawan, ada hal yang perlu diketahui, yakni bahwa kenaikan harga minyak goreng ini tidak terlepas dari kebutuhan akan energy yang sangat besar belakangan ini. 

Setelah pandemi, saat ekonomi mulai menggeliat, permintaan akan minyak global untuk dijadikan bahan bakar mengalami peningkatan. Alhasil harganya juga mengalami kenaikan.

Selain karena ada efek pemulihan ekonomi gobal setelah sebelumnya terimbas pandemi, yang memicu terjadinya kenaikan barang konsumsi khususnya yang dihasilkan dari sawit. 

Disisi lain, terjadi kenaikan harga energi yang membuat harga sawit juga mengalami kenaikan. Karena sawit juga diperuntukan untuk bahan bakar seperti solar.

“Kita akan menjumpai bio solar yang dijual di SPBU di seluruh wilayah Indonesia. Dan masyarakat harus faham bahwa Bio Solar itu campurannya juga dari sawit. Tetapi harga Bio Solar juga tidak lantas naik mengikuti minyak goreng atau CPO pada umumnya,” sebutnya.

Nah, sampai kapan harga CPO atau minyak goreng ini akan bertahan mahal? Sejauh ini, harga komoditas energy mulai menunjukan tren penurunan. Walaupun belum bisa dipastikan akan terus turun dalam waktu yang lama.

“Jadi, sangat bergantung dari proses pemulihan ekonomi global. Meski kenaikan harga CPO akan mendatangkan devisa, dan tentunya kenaikan harga sawit jadi kabar baik bagi petani sawit kita, tetapi ini jadi kabar buruk bagi konsumen minyak goreng,” pungkasnya. *(ika)