Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Ekspor Tembus US$144 Miliar, 77% Disumbang Sektor Industri

Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita.suaratani.com-ist

SuaraTani.com – Jakarta| Industri pengolahan mencatatkan nilai ekspor sebesar US$143,76  miliar sepanjang Januari-Oktober 2021, atau meningkat 35,53% dibandingkan pada periode yang sama tahun lalu sebesar US$106,08 miliar. Sektor industri memberikan kontribusi paling besar hingga 77,16% dari total nilai ekspor nasional selama delapan bulan tahun ini yang mencapai US$186,32 miliar.

Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan sektor industri manufaktur masih konsisten memberikan kontribusi paling besar terhadap capaian nilai ekspor nasional.

“Artinya, sektor industri masih punya tingkat resiliensi yang tinggi terhadap berbagai tentangan global, termasuk dampak pandemi Covid-19,” katanya di Jakarta, Senin (15/11/2021).

Sektor industri manufaktur memiliki peranan penting terhadap pembentukan struktur neraca perdagangan nasional. Pada Januari-Oktober 2021, neraca perdagangan sektor industri pengolahan menunjukkan surplus sebesar US$26,33 miliar.

Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor industri pengolahan pada Oktober 2021 mencapai US$16,07 miliar dan memberikan kontribusi sebesar 72,94% dari total nilai ekspor di bulan kesepuluh tahun ini yang mencapai US$22,03 miliar. Nilai ekspor industri pengolahan pada Oktober 2021 naik 3,61% dibanding September 2021, dan meningkat 36,50% dibanding periode yang sama tahun lalu.

Pangsa pasar utama eskpor nonmigas Indonesia di antaranya Tiongkok, Amerika Serikat, Jepang, dan India. Pada Oktober 2021, pangsa ekspor Indonesia ke ASEAN sebesar US$3,55 miliar dan ke Uni Eropa sebesar US$1,54 miliar.

Menperin Agus menegaskan, pihaknya bertekad mewujudkan sektor industri nasional yang mandiri, berdaulat, maju, dan berdaya saing global. Hal ini sejalan dengan target besar dari peta jalan Making Indonesia 4.0, yakni menjadikan Indonesia masuk dalam jajaran 10 besar negara yang memiliki perekonomian terkuat di dunia pada tahun 2030.

Dalam kerangka pembangunan industri yang mandiri dan berdaulat, Kemenperin terus mendorong optimalisasi beberapa program, di antaranya program substitusi impor 35% tahun 2022, program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN), dan hilirisasi sumber daya alam.

Selanjutnya, upaya mewujudkan industri yang maju dan berdaya saing dilakukan melalui empat program. Pertama, program Making Indonesia 4.0. Kedua, program industri hijau dan industri biru. Ketiga, program stimulus produksi dan daya beli. Keempat, implementasi non-tarrif barrier.

“Kemudian kebijakan atau program yang mengarah pada upaya mewujudkan industri yang berkeadilan dan inklusif di antaranyaadalah implementasi harga gas bumi tertentu.Selain itu, program pengembangan industri kecil dan menengah (IKM)sertaBangga Buatan Indonesia (BBI), pembangunan kawasan industri di luar Pulau Jawa, serta program industri halal,” pungkasnya. *(jasmin)