Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Keterlibatan Asing di Pengelolaan Bandara Kualanamu Murni Bisnis

Kepala KPPU Kanwil I, Ridho Pamungkas.suaratani.com-rag


SuaraTani.com – Medan| Komisi Pengawasan Persaingan Usaha (KPPU) belum ada melihat persaingan usaha tidak sehat pada kerjasama atau mitra strategis pengembangan Bandara Kualanamu Internasional Airport dilakukan oleh PT Angkasa Pura Aviasi (APA) dengan GMR Airport Consortium, perusahaan asal India. 

"KPPU melihatnya kerjasama itu, tidak ada kaitan dengan persaingan usaha. Masih wajar kita melihatnya," ucap Kepala KPPU Kanwil I, Ridho Pamungkas kepada wartawan di kantornya, Jalan Gatot Subroto Medan, Senin (29/11/2021).

Ridho melihat kerjasama itu, tujuan untuk menarik investor, terutama investor membawa dana segar ke Indonesia dan juga pengembangan bandara pengganti Bandara Polonia, Kota Medan itu.

"Namun, ada akan kita lihat. Pihak swasta diberikan kewenangan, ini kan konsesi mengelola bandara itu. Kita tidak ada pilihan lain," sebut Ridho.

Tetapi  ia menegaskan dalam pengelolaan bersama antara PT APA dan GMR Airport Consortium, kedepannya, tetap dalam pengawasan KPPU. Agar jangan sampai terjadi monopoli dalam menjalani usahannya.

" Ini yang coba kita awasi," terangnya.

Ridho mengingatkan jangan sampai terjadi monopoli pihak GMR membawa anak perusahaan untuk mengelola Bandara Kualanamu, seperti dibagian cargo atau pelayanan yang lainnya 

"Belum, bisa saja pengawasan kita lakukan, menaikkan harga cargo (bandara Kualanamu). Anak perusahaan yang akan menguasai gudang-gudangnya," ucap Ridho.

Sebelumnya, Direktur PT Angkasa Pura Aviasi, Haris menjelaskan bahwa tidak ada penjualan aset Bandara Kualanamu kepada pihak asing. Yang dilakukan adalah kerjasama atau mitra strategis pengembangan dan operasi bandara tersebut bersama GMR Airport Consortium.

Dengan kerjasama ini, Haris mengatakan ada tujuan dan harapan yang akan dibangun, dengan harapan menjadikan Bandara Kualanamu sebagai HUB Internasional di Asia Tenggara ini.

"Makanya kita membutuhkan kerjasama dengan GMR Airport yang nanti bisa membawa traffic ke Bandara Kualanamu khususnya penerbangan internasional,” ucap Haris.

Dalam mitra strategis ini, Haris menyebutkan bahwa GMR akan masuk ke dalam kepemilikan saham PT Angkasa Pura Aviasi dengan kepemilikan saham 49%.

“Jadi, bukan Bandara Kualanamu, Bandara Kualanamu merupakan aset PT Angkasa Pura II," tutur Haris.

Haris menejelaskan dalam hal ini, PT Angkasa Pura tidak pernah melepas atau menjual aset Bandara Kualanamu. Karena, aset tersebut miliki negara dan harus dijaga.

"Jadi bukan PT Angkasa Pura II-nya melepas saham. Tapi anak PT Angkasa Pura II-nya (PT Angkasa Pura Aviasi),” sebut Haris.

Kemudian, Haris menegaskan tidak ada peralihan aset Bandara Kualanamu kepada GMR. Namun, dikelola bersama-sama untuk kedepannya dengan alasan demi kemajuan lebih baik lagi.

"Saya bisa tegaskan dan jamin bahwa tidak ada aset yang berpindah. Semua masih aset Milik PT AP II,” kata Haris.

Kemudian, PT AP II masih memperoleh pendapatan dari deviden. Haris mengungkapkan Inilah menjadi tujuan utama pihaknya karena sekarang kalau dilihat total dari bandara di Indonesia, marketnya masih kepada domestik.

“Jadi sekarang bagaimana itu mentransfer Bandara Internasional dan domestiknya. Kami harap bapak-bapak semua untuk bisa meluruskan pemberitaan di media, bahwa tidak ada penjualan aset,” tandasnya. *(rag)